Nak, apakabarmu? Masih indahkah hari-harimu? Kudengar langit di kota tempat kau tinggal berarak awan putih di langit yang biru, jika senja datang maka warna birunya menjadi kemerah-merahan. Indahnya tiada tara, kau pasti bahagia kan? Berbeda dengan kami di kota. Jika senja datang, tak akan sempurna senja yang terlihat karena tertutupi gedung kota yang tinggi belum lagi langit berwarna abu-abu akibat asap debu polusi kendaraan membuat langit kami kotor, akibat kami susah sekali menyayangi langit kami. Semoga dikotamu, langit akan selalu dan terus berwarna biru dengan awan putih yang berarak indah, karena ada kau yang menjaga dan menyayanginya.
Nak, bagaimana sekolahmu? Kudengar jika kau akan pergi sekolah harus melewati banyak sekali rintangan. Sungai dengan jembatan yang putus. Lalu hutan dengan jalan setapaknya. Atau padang rumput nan hijaunya. Sulit yah? Mungkin lelah yang kau rasa hanya untuk pergi sekolah, banyak sekali perjuangan yang kau harus lakukan. Tapi karena itu kau menjadi anak yang luar biasa. Kelak kau akan mensyukuri itu semua, karena mereka yang berjuang, adalah mereka yang pantas disebut pahlawan, baik untuk mereka sendiri dan semoga untuk orang lain kelak.
Nak, bagaimana pelajarannya susahkah? Kudengar engkau anak yang pandai dan tak pernah patah semangat dalam menimba ilmu. Segalanya memang terasa susah di awal, tapi jika kau menjalani dengan sepenuh hati dan penuh keikhlasan, pasti akan terasa gampang dalam menjalaninya, percayalah. Kau tetap harus bersyukur masih bisa bersekolah bertemu dengan teman-teman dan bapak-ibu guru yang baik hati. Di sini dikotaku, masih banyak anak-anak yang tak mampu bersekolah, ingin belajar tapi tak pernah bisa, mereka menghabiskan waktu-waktunya di jalanan untuk mencari uang demi makan. Kelak jika kau ke kota, kau akan menemukan mereka di setiap sudut kota. Tanpa alas kaki. Bahkan, kadang tanpa orangtua.
Nak, bagaimana kabar ibu dan bapak? Tentu sehat, semoga! Mereka pasti bangga sekali dengan anak sepertimu, selalu sehat, cerdas, ceria, dan tentu saja bersemangat untuk bersekolah. Itu pasti karena mereka selalu mendoakanmu untuk jadi anak yang pandai dan patuh kepada orangtua, sayang kepada teman-teman sebaya, serta mencintai negara Indonesia, semoga! Jangan berhenti mencintai mereka, nak! Jadilah anak yang berbakti untuk mereka.
Nak, apa cita-citamu masih yang sama? Semoga kau masih menggantung cita-cita setinggi langit. Jadi apapun kau boleh, astronot yang pergi ke bulan, nelayan yang menjaring ikan, dokter yang mengobati orang sakit, arsitek yang membangun gedung-gedung tinggi, atau menjadi petani yang menanam beras. Semuanya boleh, nak! Kau boleh menjadi apapun yang kau inginkan, dan harapanku kau selalu memiliki mimpi yang selalu ingin kau gapai. Karena itu, belajarlah dengan rajin, nak! Manfaatkan apa yang telah kau miliki saat ini. Suatu saat mimpi-mimpi akan terwujud dengan doa alam semesta.
Nak, mungkin kita tidak pernah berjumpa sebelumnya, aku tidak pernah mengenalmu, kau juga tidak pernah mengenalku. Tapi percayalah, kita terhubung dengan langit yang sama, melihat bulan dan bintang yang sama pula. Karena itu akan kutitipkan doa pada bulan dan bintang, agar kau selalu jadi anak yang baik hati kebanggaan Indonesia, agar kau selalu bahagia dalam perjalananmu menimba ilmu hingga suatu saat nanti saat kau dewasa mampu membuat dunia tersenyum bahagia. Amin.
Salam Sayang.
Palembang, 23 Juli 2012. Surat untuk Anak Indonesia, dimanapun kau berada. Selamat Hari Anak, Indonesia
1 komentar:
bagus mbak,ijin share ya...
Posting Komentar