saya tidak tahu yah, bagaimana lagi cara menyampaikan ini yah bapak ibu yang terhormat
karena itu saya menuliskan notes, postingan, atau artikel ini, agar bapak ibu yang terhormat bisa membaca ini suatu saat
perkenalkan, nama saya Nayasari Aissa, sekarang sedang menempuh pendidikan jurusan Fisika ITB, hem, mungkin jurusan saya tidak ada hubungannya dengan kebijakan-kebijakan yang bapak ibu DPR kerjakan di atas sana, tetapi kebetulan saya banyak belajar di dalam kehidupan ini
mungkin ilmu sosial saya memang tidak sebanyak dengan ilmu sosial bapak ibu terhormat, mungkin saya tidak secerdas teman-teman saya yang ber-IPK lebih dari tiga, mungkin juga saya tidak memiliki kepedulian setinggi aktivis-aktivis sosial yang ada di masyarakat
saya pernah menuliskan hal yang sama tentang, kegelisahan saya mengenai pembangunan gedung DPR yang seharga 1,6 triliun, tentang kepastian pembangunan gedung DPR yang baru, tetapi saat ini kegelisahan saya terjawab sudah, saat saya membuka situs bapak ibu yang terhormat
saya memang tidak pernah masuk ke dalam gedung, jadi saya tidak tahu seberapa rusak atau seberapa sempit gedung tersebut, kalaupun memang sempit saya rasa, gedung bapak ibu masih lebih luas daripada rumah belajar adik-adik jalanan yang saya datangi,
saya cuman melihat gedung dari luar jika saya kebetulan lewat di depan gedung bapak ibu yang terhormat, masih tampak bagus loh bagian depannya, bagus sekali sangat indah sekali gedung-gedung tersebut, suatu hari nanti saya ingin datang ke sana, berkunjung ke bapak ibu
mungkin, sebelum bapak ibu pasti membangun gedung yang batu, jika bapak ibu yang terhormat berkenan,
cobalah sekali-kali tengok, saudara-saudara kita yang tinggal di bawah kolong jembatan,
atau tengoklah adik-adik kita yang berada di jalanan dengan berbungkuskan selembar baju, dengan udara dingin yang sudah biasa, dan mandi adalah luar biasa
atau cobalah tonton Laskar Pelangi, dimana masih ada sekolah yang murid-muridnya selalu waspada, jikalau suatu saat nanti gedung tersebut roboh dan itu bukan hanya ada di Belitong saja
atau cobalah liat di berita, bagaimana sengsaranya saudara-saudara di sekitar luapan lumpur sidoarjo yang tidur berhimpit-himpitan, karena rumah telah tenggelam dimakan lumpur
atau cobalah sekali-kali berjalan kaki, untuk menemukan ada seorang kakek yang memanggul dua buah kardus besar berisi keripik singkong yang tidak laku, padahal susu si cucu harus segera dibeli
atau cobalah kepedalaman Indonesia, lihatlah masih ada seorang anak kecil yang harus menahan derita kelaparan karena kekurangan gizi
atau cobalah,
atau cobalah,
atau cobalah,
ow, bapak ibu mungkin lebih tahu yah dari saya, karena itu bapak ibu jadi wakil rakyat, karena itu bapak ibu memasukkan janji-janji tersebut disaat kampanye bapak ibu, iyakan? saya yang lupa atau bapak ibu yang lupa.. hem, kita sama-sama pelupa mungkin
akhir kata, semoga gedung itu tidak jadi dibangun dan uang 1,6 triliun bisa dialokasikan untuk bidang pendidikan, yang menurut saya lebih penting jika dibandingkan pembangunan gedung itu bapak ibu
kata orangtua saya, selalu bernasihat, lakukan dahulu apa yang kamu butuhkan, bukan yang kamu inginkan
salam gaul anak bangsa
0 komentar:
Posting Komentar