‘cinta itu menyenangkan, tapi kehilangan itu menyakitkan’
Begitu kata mamanya Mazmur dua hari yang lalu. Melelehlah air mata saya saat mendengarnya. Ntah kenapa ada banyak rindu yang berbentuk buliran air mata yang meluncur di kedua pipi saya. Saya rindu akan banyak hal. Saya sejujurnya dalam proses melepaskan kepedihan. Saya memang banyak tertawa saat bersama dengan orang-orang, tapi sesungguhnya saya benar-benar kesepian.
Waktu orang-orang menilai saya berlebihan mengurai tangis meninggalkan sekolah dan anak-anak saya. Sesungguhnya itulah yang benar-benar saya rasakan. Saya kesepian, dan dengan hanya mereka saya menjadi bebas, menjadi diri sendiri, menjadi apa adanya. Mereka tidak pernah menilai saya, dari apa yang saya tampilkan. Anak-anak itu mengajari saya mencintai dengan cara yang sederhana. Tertawa dengan riang gembira tanpa beban dunia. Tanpa ketakutan akan masa depan. Menikmati hari ini, esok, dan seterusnya.
Sekolah dan anak-anak itu adalah obat gelisah saya. Tanpa sadar, ternyata mereka lalu menjadi candu, dan sekarang saya dalam keadaan sakau karena terlalu rindu. Mungkin juga dicampur karena kesepian yang tiada hingga. Yang pasti perpindahan ini membuat saya mengalami banyak sekali kehilangan. Dan itu benar-benar menyakitkan.
Oh, Tuhan. Saya ingin kembali pulang, pertemukan saya dengan rumah yang baru.