Pulang


‘cinta itu menyenangkan, tapi kehilangan itu menyakitkan’
Begitu kata mamanya Mazmur dua hari yang lalu. Melelehlah air mata saya saat mendengarnya. Ntah kenapa ada banyak rindu yang berbentuk buliran air mata yang meluncur di kedua pipi saya. Saya rindu akan banyak hal. Saya sejujurnya dalam proses melepaskan kepedihan. Saya memang banyak tertawa saat bersama dengan orang-orang, tapi sesungguhnya saya benar-benar kesepian.
Waktu orang-orang menilai saya berlebihan mengurai tangis meninggalkan sekolah dan anak-anak saya. Sesungguhnya itulah yang benar-benar saya rasakan. Saya kesepian, dan dengan hanya mereka saya menjadi bebas, menjadi diri sendiri, menjadi apa adanya. Mereka tidak pernah menilai saya, dari apa yang saya tampilkan. Anak-anak itu mengajari saya mencintai dengan cara yang sederhana. Tertawa dengan riang gembira tanpa beban dunia. Tanpa ketakutan akan masa depan. Menikmati hari ini, esok, dan seterusnya.
Sekolah dan anak-anak itu adalah obat gelisah saya. Tanpa sadar, ternyata mereka lalu menjadi candu, dan sekarang saya dalam keadaan sakau karena terlalu rindu. Mungkin juga dicampur karena kesepian yang tiada hingga. Yang pasti perpindahan ini membuat saya mengalami banyak sekali kehilangan. Dan itu benar-benar menyakitkan.
Oh, Tuhan. Saya ingin kembali pulang, pertemukan saya dengan rumah yang baru.


i know someday, that you’ll never remember anything about me. How do i look like, or how do i talk with you. But, you must have to put your faith in me, that i’ll always love you although it’s hard for us to meet each other after this. I’ll always pray for all of you. That you’ll be good child for your parents, be a shaleh/shaleha kid, and be a good human for this world. You’re the first and the last, the best thing that i’ve ever had. You’re my dream that come true. I love you kiddos, and always.

Agni, hope can see you again. Aamiin. Smooch!

top