jadi inget beberapa tahun yang lalu
dulu, air yang digunakan sebagai kebutuhan sehari-hari, diambil dari sumur dengan menggunakan pompa air
air yang didapatkan dari sumur tersebut merupakan air tanah yang warnanya kecoklatan dan berminyak, jika di musim hujan, saya juga kurang tahu kenapa bisa jadi hal tersebut
jadinya, ibu saya mengakalinya dengan menggunakan penyaring air, yang terbuat dari
ijuk, pasi, dan batu kerikil, kalau tidak salah
jadilah air yang masuk kedalam penyaringan tersebut yang sebelumnya berwarna kecoklatan berubah menjadi beningggg sekaliii, kayak sulap deh
dan yang paling menganggumkan, saat musim kemarau, rata-rata hampir seluruh sumur di perumahan saya, mengalami kekeringan, tetapi air di sumur saya masih tetap ada, alhamdulillah, jadi si ibu dan si bapak tidak perlu membeli air untuk keperluan sehari-hari
dan lebih alhamdulillah lagi, air di sumur saya bisa dibagikan secara cuma-cuma kepada tetangga, gratis
padahal kalau mereka mau membeli, pada saat sekitar tahun 90.an air bisa seharga 250 perak satu embernya, kalo 4 ember udah seribu, dan seribu itu adalah UANG
jadi keinget lagi, biar hemat, air yang dipake setelah wudhu, ditampung sama ibu untuk menyiram tanaman kalau di musim kemarau, jadi air bisa lebih dihemat
pernah nonton WORLD WATER ga?
di film itu jadi daratan itu udah ilang, ga ada lagi, yang tersisa cuman lautan, jadi air tawar saat jaman itu sangat amat berharga, air minum bisa seharga vodka, orang bisa saling bunuh membunuh demi air
kenapa penting?
karena manusia, tanaman, hewan, ga bisa hidup tanpa air tawar atau air bersih
jadi keinget lagi, cerita guru saya, saya lupa guru apa yang pasti, kalau nanti suatu saat terjadi perang dunia, hal itu bisa disebabkan oleh air
wew, ternyata kebutuhan air sangat penting bagi kehidupan manusia, pernah waktu itu saya marah-marah sama si bibik kostan, gara-gara mau pipis tapi ga ada air, karena pompa rusak, rasanya udah stress banget, ga kebayang kalo ga ada air selama-lamanya
sebenernya di bumi, air memiliki persentase terbesar dibandingkan daratan, tetapi 97.5% dari air tersebut adalah air asin, dan hanya 2.5% yang merupakan air tawar yang dapat digunakan, jadi ada banget kemungkinan untuk dunia ada krisis air
pernah denger salah satu iklan air mineral, yang beberapa ratus dari keuntungan menjual air mineralnya, disumbangkan untuk membangun pusat air bersih di salah satu provinsi di Indonesia, padahal kalau difikir-fikir Indonesia itu negara perairan, kok bisa ada salah satu provinsinya mengalami krisis air?
ga usah jauh-jauh sih, buat dapet air bersih dari PDAM ajah, kita harus mengeluarkan uang yang lumayan, dimulai dari pemasangan pipa, biaya perbulan
gimana nasib orang yang penghasilannya kurang dari 10 ribu?
jadi ga salahnya buat kita menghemat air-kan,
sama kayak Nabi mengajarkan umat-Nya berpuasa, agar bisa merasakan apa yang dirasakan oleh fakir miskin yang melakukan ibadah puasa tidak hanya saat bulan Ramadhan, tetapi setiap hari
pernah waktu itu, ada salah satu senior saya menuliskan tentang, 'masih ingin perang air?', yang ngbahas tentang culture mahasiswa ITB yang melakukan perang air saat ada acara wisuda, dimana air dikantong plastikan kemudian dilempar ke wisudaan dalam jumlah ribuan, bahkan ada yang sampai 10 ribu, dan VOILA, setelah basah yah sudah acara selesai
memang acara perang air itu sangat menyenangkan, saya tidak munafik, tetapi kalau setelah dirunut kembali, mulai dari menghabiskan berliter-liter air dan beribu-ribu plastik
GA KEBAYANGKAN, limbah yang kita hasilkan?
dan tahu ga? saya pernah melihat dua dari banyak himpunan ITB, yang menggunakan air keran sebagai air pengisi plastik-plastik tersebut, yang berarti YANG MEREKA GUNAKAN ADALAH AIR BERSIH YANG KEMUDIAN DIBUANG PERCUMA + plastik
sebagai insan akademis yang memiliki akal dan katanya memiliki IQ di atas rata-rata, ada baiknya kita semua merenungkan kesalahan yang mungkin kita anggap kecil dan biasa padahal dampaknya bisa menjadi besar
mungkin banyak orang menganggap perang air adalah 'kejahatan kecil' yang dampaknya ga seberapa buat lingkungan jika dibandingkan dengan kejahatan pembalakan liar, pertambangan, pencemaran air, dan pencemaran udara
tapi bukankah hal besar berawal dari hal-hal kecil yang sering tidak kita sadari?
mungkin juga banyak orang beranggapan sampah plastik tersebut bisa didaur ulang kembali sehingga bisa digunakan kembali
tapi bukankah REDUCE, lebih baik daripada RECYCLE?
saya mungkin memang tidak lebih baik dari anda yang membaca tulisan ini, saya cuman manusia yang mau belajar untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi, tapi saya tidak ingin sendiri :)
bumi bukan warisan nenek moyang kita, bumi titipan anak cucu kita