Perempuan Terdidik

Memilih topik proposal tesis tentang ketimpangan gender yang dialami perempuan Indonesia, membuat saya jadi banyak membaca jurnal-jurnal, artikel, dan data tentang perempuan. Dan tentunya banyak sekali fakta yang membuat saya sedikit menghela nafas, ternyata masih banyak sekali perempuan yang mengalami diskriminasi terutama atas hak-hak yang seharusnya mereka dapatkan.

 Perempuan Indonesia, pada kenyataannya masih banyak tidak mendapatkan hak-hak yang sama seperti yang didapatkan oleh laki-laki. Salah satu contohnya adalah pendidikan yang sama dengan pendidikan yang didapatkan oleh laki-laki. Di daerah-daerah terpencil, masih banyak ternyata anak perempuan yang tidak bisa 'pergi ke sekolah' seperti kebanyakan anak laki-laki. Hal ini akibat stigma yang terbentuk di masyarakat bahwa percuma "perempuan mendapatkan pendidikan toh mereka akan tetap berada di dapur dan membesarkan anak". Padahal, pada kenyataannya, urusan rumah tangga dan membesarkan anakpun membutuhkan ibu yang cerdas -yang tentunya mendapatkan pendidikan yang baik pula-

 Pernah saya berdiskusi dengan salah satu teman dari jurusan kesehatan masyarakat, bahwa banyak sekali perempuan di daerah terpencil di Indonesia, karena tidak mendapatkan pendidikan yang baik, akhirnya tidak bisa mendidik dan mengasuh anak dengan baik pula, akibat yang paling mengerikan adalah, banyak anak-anak Indonesia yang pada akhirnya mengalami gizi buruk yang dikarenakan kemiskinan dan ibu-yang-tidak-terdidik-sama-sekali. Kemiskinan itu pula terjadi karena ibu tidak mempunyai kemampuan apa-apa untuk berada di pasar kerja, akibatnya pekerjaan paling mungkin yang dilakukannya adalah menjadi buruh serabutan atau bahkan tidak bisa bekerja sama sekali sehingga tidak menghasilkan apapun.

 Dengan tidak terpenuhinya pula hak perempuan dalam hal pendidikan, mengakibat kesenjangan yang terjadi kepada perempuan di pasar kerja, jumlah angkatan kerja masih didominasi oleh laki-laki, serta sektor-sektor potensial lebih banyak diisi oleh laki-laki pula ketimbang perempuan. Hal ini, ternyata jika diusut lebih jauh akibat latar belakang pendidikan yang ditempuh laki-laki lebih baik ketimbang perempuan. Bahkan banyak fakta dilapangan perempuan memang banyak mengalami diskriminasi di lapangan kerja, dianggap tidak berpotensi untuk melakukan hal-hal yang bisa dilakukan oleh laki-laki, misalnya memimpin. Perempuan dipasar kerja memang lebih diarahkan untuk sektor-sektor yang membutuhkan penampilannya ketimbang gagasan/pemikirannya. Upah yang didapatkan perempuanpun terkadang lebih kecil dibandingkan upah yang didapatkan oleh laki-laki.

 Perempuan-perempuan Indonesia memang harus mendapatkan pendidikan yang sama baiknya dengan laki-laki. Mungkin memang sudah saatnya kita perlu menyamakan definisi kesetaraan gender, agar tidak ada lagi memandang sebelah mata dulu terhadap perempuan-perempuan yang menginginkan dihilangkannya diskriminasi atas hak-hak perempuan di dunia pendidikan maupun pasar kerja, karena bagi saya keinginan kesetaraan itu tidak berlebihan, dan tidak perlu pula dicecar apalagi dilecehkan. Bahkan kalau tidak salah, Rasulullah saw pernah mengatakan bahwa, perempuan adalah tiang negara, yang artinya perempuan yang cerdas adalah awal dari kemajuannya suatu negara.

0 komentar:

top