Tiba-tiba saya
menyadari, bahwa saya sangat kecil dan lemah sekali jika dibandingkan dengan
kekuasaanNya. Sungguh, kalau dipikirkan kembali apalah artinya saya, tanpaNya.
Sayajuga menyadari
bahwa ternyata saya tidak ada kuasa apapun terhadap diri saya sendiri, atas
keberjalanan semua hal dalam hidup. Saat saya sedang rapuh dan terjatuh, saya
butuh 'sesuatu' yang menyokong saya agar tetap bangkit lagi. Dan saya tidak
menemukannya kepada siapapun selain Tuhan. Saya seringsekali menangis, dan
diam-diam saya berbicara denganNya dengan bahasa yang hanya dipahami 'kami'
berdua. Entah mengapa saya menjadi lebih aman, lebih tenang. Ah iyah saya lupa,
bahwa kita ini adalah makhluk sosial, tidak akan benar-benar bisa mengatasi
kesepian dan kesendirian. Sekalipun disaat kita benar-benar merasa ingin
sendiri, kita tetap ingin ditemani.
Benar kalau ada yang
mengatakan, bahwa Tuhan, diciptakan 'manusia' untuk menyatakan, bahwa
sebenarnya kita ini seringkali berada dalam ketiadaan dan kekosongan. Tapi di
sanalah Tuhan bersemayam.
Tuhan, membuat saya
aman, nyaman dan tidak merasa sendirian. Ada tempat yang mampu diandalkan walau
Dia tidak terlihat. Bahwa hidup ini adalah tentang kepercayaan. Saya menuhankan
Dia, yang tidak terlihat dengan kasat mata, karena saya butuh pegangan dan
'sesuatu' yang saya percayai itu.
Tapi kepercayaan,
juga, berhubungan dengan pertanyaan. Bagi saya, iman itu adalah sebuah
pertanyaan. Begitu juga cinta adalah sebuah pertanyaan. Iman dan cinta saya
pada Tuhan, seringkali menjadi pertanyaan besar dan terus menerus yang tidak
pernah selesai. Tapi bagi saya itulah kuncinya. Semakin saya mempertanyakan,
saya merasa makin 'menemukannya' dengan
cara yang berbeda. Saya malah khawatir, jika suatu saat saya tidak
bertanya-tanya lagi tentang Dia, jangan-jangan saya sudah membunuhNya dari hati
saya, hingga Dia larut dan menggenang lalu hilang.