Istri Soekarno Atau Istri Hatta?

Sebuah pesan singkat masuk di telepon genggam saya sore ini, 'istri Soekarno atau istri Hatta?'. Ntah apa maksud pengirimnya, yang pasti saya dengan sigap langsung menjawab, 'istri Hatta kak! Fix!'

Setelah mengirim pesan tersebut, saya jadi kepikiran kenapa yah saya lebih suka dengan Bung Hatta ketimbang Bung Karno? Mungkin karena Hatta asalnya dari Padang, sama-sama orang Sumatera. Baiklah alasan ini tidak terlalu logis, tapi memang seperti itu, biasanya orang satu pulau, lebih satu pikiran. Hatta dan Soekarno itu sama-sama penulis, sama-sama pembaca buku, bahkan setahu saya Hatta lebih 'maniak' dibandingkan Soekarno. Kalau tidak salah, Hatta itu memiliki sebuah perpustakaan pribadi, dengan koleksi buku (termasuk tulisan dia) sebanyak 30ribu. Yang paling kocak, tentang Hatta dan buku, adalah waktu dia dan Sjahrir di Digoel, dimana dia harus merelakan 6 peti buku yang dia bawa, karena harus membawa 3 anak angkat mereka. Dan, saya juga lebih banyak punya buku-bukunya Hatta ketimbang Soekarno, artinya Hatta memang lebih produktif menulis dibandingkan Soekarno.

Untuk masalah kepribadian, saya memang lebih suka Hatta yang -saya anggap- lurus dan tidak neko-neko. Tidak banyak omong, tetapi jika dia sudah bersuara, apa yang dia katakan, kalo kata anak jaman sekarang, makjleb semua. Tapi Hatta dan Soekarno itu saling melengkapi. Walau Hatta tidak lebih baik dibandingkan Soekarno, dan Soekarno juga tidak lebih baik dibandingkan Hatta. Makanya, dulu pasangan ini diagung-agungkan oleh rakyat Indonesia, walaupun hubungannya harus kandas di tengah jalan.

Bahwa Hatta itu lebih sederhana jika dibandingkan dengan Soekarno, informasi ini saya dapatkan dari beberapa buku sejarah tentang mereka yang saya baca. Beberapa waktu yang lalu pula, saya sempat membaca tulisan di Kompas, yang menceritakan tentang perbedaan negarawan dulu dan politisi jaman sekarang. Di artikel tersebut, diulas kembali mengapa Hatta menjadikan 'Alam Pikiran Yunani' sebagai mas kawinnya untuk Bu Rahmi, sederhana saja, harta yang paling berharga bagi Hatta adalah buku. Berbeda sekali dengan politisi-politisi saat ini yang orientasinya lebih keuang, tak heran banyak sekali koruptor kembali menjajah negeri ini habis-habisan.

Dari yang saya tahu, bagi saya Hatta adalah muslim yang baik, terlepas dari banyak cerita miring antara Hatta dan Islam, saya meyakini dia memiliki alasan tersendiri. Tapi dari tulisan-tulisan dia yang saya baca, dia sudah mencapai kriteria 'suami-muslim-idaman' standar saya.

Jadi, setelah tulisan panjang ini, walau ntah apa maksud pesan singkat itu, tapi interpretasi dari saya, saya akan lebih memilih menjadi istri Hatta dibandingkan istri Soekarno. Soekarno memang baik, lelaki ambisius nan romantis dan gombal, tapi mungkin, saya akan menghabiskan hidup dengan penuh kecemburuan, karena romantisme suami saya harus dibagi-bagi dengan wanita lain. Ntahlah, saya tak rela. Tentu saya ingin menghabiskan dengan lelaki yang hanya mencintai saya saja, seperti Bung Hatta ke Bu Rahmi, semoga! Hahaha.

By the way, terimakasih Kak Kaca, untuk pesan singkatnya!

0 komentar:

top