Jilbab

Beberapa hari yang lalu, saya baru menyelesaikan buku Jilbab milik Quraish Shihab. Sejujurnya saya tidak terlalu tertarik membaca buku ini, karena saya sudah menggunakan jilbab dan lagipula dari yang saya tahu Quraish Shihab bukanlah ulama yang menganjurkan penggunaan jilbab.

 Tapi akhirnya (setelah dianjurkan teman saya), saya memutuskan untuk mencoba menyimak pendapat penggunaan jilbab dari berbagai macam pandangan terkait perkara jilbab dan batas aurat perempuan. Saya tidak akan membahas isi buku ini dengan begitu lengkap, saya hanya akan menceritakan secara kulit luarnya saja, karena tentu intrepertasi orang akan berbeda-beda setelah membaca buku ini, seperti saya.

 Di awal buku, Qurais Shihab menjelaskan tentang perbedaan pendapat yang umum sekali terjadi di kalangan ulama muslim, tidak bisa dibantah pula jika mahzab saja bisa sampai ada 5 macam, tapi ada bagian yang menarik yang dipaparkan buku ini. Walau berbeda-beda mahzab, para ulama-ualam terdahulu saling menghormati pendapat ulama dan pengikut yang melaksanakan mahzab-mahzab tersebut. Dan yang paling membuat salut adalah bagaimana mereka dengan lapang dada menerima keberagaman, tanpa perlu saling menghakimi yang lain adalah kafir.

 Di buku ini juga dijelaskan pandangan-pandangan terkait jilbab dari segi Al Quran dan hadits shahih maupun yang bukan yang sering kali dijadikan acuan berbagai ulama dalam mengajukan argumen-argumennya. Banyak sekali pandangan-pandangan dari ulama yang baru saya ketahui, dan cukup membuat saya terkaget-kaget atas apa yang saya imani. Untuk tafsir kata ‘pakaian’ yang disebutkan dalam beberapa ayat yang berhubungan dengan ‘anjuran’ penggunaan jilbab saja, begitu panjang penjelasannya. Begitu pula terkait batas-batas aurat yang ternyata banyak menimbulkan perdebatan oleh ulama-ulama zaman dulu.

 Saya tidak mampu menceritakan isi buku ini secara keseluruhan apalagi terkait tafsir hadits dan ayat-ayat Al Quran-nya, karena saya takut intrepertasi saya terhadap buku ini, akan beda pemaknaannya dibandingkan jika teman-teman membaca dan mengambil inti sarinya sendiri. Tapi, jujur buku ini begitu pantas dibaca untuk membuka wawasan terkait masalah agama. Saya sendiri, setelah membaca buku ini (insya Alloh) makin mantap menggunakan jilbab panjang hingga menutupi dada. Dari buku ini, saya makin yakin bahwa Alloh dalam firman-firmanNya, sesungguhnya begitu memuliakan umat-Nya, lebih-lebih wanita. Wanita diciptakan sebagai perhiasan dunia, karena itu dia itu indah, sedap dipandang #eciye. Lantas bagi saya, anjuran berjilbab ini sendiri adalah suatu bentuk kehati-hati-an dan kecintaan (atau kasih sayang) saya terhadap diri sendiri, sebagai bentuk penjagaan agar perhiasan itu tetap indah, hehe. Bukan berarti kita, wanita, tidak boleh berhias, tetapi, di akhir buku Quraish Shihab menegaskan bahwa, tidak baik jika seorang perempuan, sengaja memperindah dirinya hanya agar menjadi sorotan agar dikagumi atau dilihat oleh banyak orang.

 Buku ini juga membuka mata saya sekali, terkait masalah betapa seharusnya kita begitu hati-hati dalam menafsirkan hadits dan ayat Al Quran, beberapa hadits yang telah ditafsirkan oleh ulama-ulama atau perawi-perawi yang memang begitu cerdas dan jeli dalam memaknai hadits. Dan yang (sekali lagi) benar-benar membuka mata saya dan sudut pandang saya terhadap ilmu Islam adalah betapa kita-walaupun berbeda-beda pendapat-dalam menafsirkan hadits dan ayat Al Quran, kita tetap harus saling menghormati, walau diperlukan untuk mengingatkan dan diskusi bersama. Karena Islam adalah rahmat bagi semuanya.

 Sekian tulisan saya terkait buku Jilbab milik Quraish Shihab. Jiika ada salah kata kepada Alloh saya mohon ampun, wallahualam bissawap.

0 komentar:

top