Ikhlas

Saya selalu penasaran apa yang difikirkan oleh Nabi Ibrahim a.s waktu diperintahkan oleh Allah swt untuk menyembelih anaknya, Nabi Ismail a.s.

Kalau dia bukan Nabi, mungkin dia tentu akan murtad dari agamanya, mungkin. Ini hanya hipotesis saya sendiri. Mengorbankan harta yang paling berharga mungkin (lagi) adalah hal yang paling sulit di hidup ini.

Tapi Nabi Ibrahim pasrah. Dia bertaqwa kepada Allah, dia mencintai anaknya, tetapi dia lebih mencintai Allah, dan dia percaya atas segala yang telah Allah pilihkan untuknya.

Ilmu yang nampaknya belum pula dimiliki oleh hampir semua manusia di dunia ini, telah dijalankan oleh Nabi Ibrahim baik-baik, dia ikhlas. Dia ikhlas karena dia mengerti. Dan begitu pula sebaliknya, dia mengerti karena itu di ikhlas.

Akhirnya, Allah menggantikan Nabi Ismail a.s, dengan seekor kambing. Sebagai, tanda kasih-Nya, atas ketaqwaan Nabi Ibrahim a.s.

Lalu, Allah menuliskan kisah ini pada Al Quran-nya, sebagai tanda agar umat-Nya dapat belajar banyak kepada kisah nabi-nabinya.

Dengan begitu pula, seharusnya manusia dapat belajar untuk ikhlas karena janji-Nya begitu indah setelah kita mentaati segala perintah-Nya dan meyakini bahwa pilihan-Nya adalah yang terbaik.

0 komentar:

top