Kendaraannya Mahasiswa ITB

Gara-gara merespon twitnya sahabat saya, Agathon Chandra, yang sibuk kultwit tentang permasalahan sistem transportasi mahasiswa ITB, saya jadi ditarik buat ikut terlibat mewacanakan, merumuskan, kemudian (kalo bisa) hingga terbentuk sistem yang jelas permasalahan sistem transportasi mahasiswa ITB.

Maksudnya?
Jadi gini, mahasiswa ITB itu, beberapa yang tinggalnya sekian km dari kampus, padahal tidak terlalu jauh dari kampus dan masih bisa dicapai dengan menggunakan angkot, bahkan jalan kaki, malahan banyak yang membawa kendaraan, baik mobil maupun motor. Yang disorot memang lebih kepada teman-teman mahasiswa yang tinggal tidak terlalu jauh dari kampus, semacam Plesiran, Taman Hewan, Cisitu, dsb.

Terus salah?
Ga juga, dilihat dari sudut pandang yang mana dulu nih. Banyak alasan yang (mungkin) bisa dibenarkan untuk membawa kendaraan di kampus, antara lain gara-gara pulang malam, lebih gampang bawa kendaraan, lebih murah, angkutan kota ga nyaman, dan masih banyak lagi alesan, yang sekali lagi-(kadang) masuk akal.
Ditambah lagi, suasana kota Bandung sedang tidak aman-amannya. Tapiiii, sebenernya kita masih bisa cari solusi bersama untuk ga give-up dan terus-terus bawa kendaraan ke kampus.

Emang kenapa gitu kalo bawa kendaraan kampus?
Pertama, lahan parkir di kampus itu minim banget. Jadinya, mobil itu malah menuh-menuhin parkiran di luar kampus-yang seharusnya ga dipake buat jadi parkiran, karena mengganggu lalu lintas disekitar ITB.
Kedua, kendaraan-kendaraan yang digunakan itu pasti menyumbang sumbangsih untuk masalah per-polusi-an kota Bandung dong, apalagi tingkat polusi kota Bandung yang terus meningkat di tiap tahunnya, ga kasian apa sama Bandung?
Ketiga, ini baru hipotesis-tanpa-data-yang-pasti, gara-gara anak-anak ITB sekarang banyak banget yang bawa kendaraan, kampus kita dicap borjuis, dan makin memberikan gap yang besar antara mahasiswa dan masyarakat, padahal mahasiswa sendiri adalah bagian dari masyarakat. Hasil survey, waktu saya masih di Ganesha Hijau, volume kendaraan baik motor maupun mobil itu meningkat di tiap tahunnya. Makanya, tiap tahun makin kerasa susah banget cari parkiran di kampus.

Terus jadi gimana?
Makanya sekarang, temen-temen lembaga di Ganesha Hijau, pengen mengadakan riset kecil-kecil-an dulu tentang data transportasi yang digunakan mahasiswa ITB. Solusi kedepannya, sedang dikonsepkan lebih mateng dan bersama agar tercapai kesepakatan yang mufakat. Akan lebih diarahkan pada kebijakan kampus (rektorat yang dimaksud di sini).

Terus kalo pengen bertindak langsung sebagai mahasiswa, kumaha eta?
Masing-masing dari kita coba liat-liat lagi, apalagi yang tinggalnya cuman di Cisitu, Dago, Tubagus, Kanayakan, atau Plesiran/Kebon Bibit/Taman Hewan ataupun daerah-daerah yang mudah dijangkau dengan menggunakan angkot atau jalan kaki. Perlu banget tidak sih bawa kendaraan ke kampus? Lebih hemat mana, naik angkot, jalan kaki, atau naik kendaraan pribadi? Berapa banyak sih polusi yang dihasilin selama bawa kendaraan? Kita partisipasi dalam kemacetan di kota Bandung tidak sih?

Sebenernya, ini cuman opini dari sudut pandang saya setelah diskusi panjang-lebar bersama Aga dan Aldi tentang sistem transportasi yang bisa diatur bersama untuk kenyamanan bersama juga tentunya. Jadi jika ada kesalahan dan beda pandangan, sok mangga ikut diskusi selanjutnya bersama kami.

Selamat Malam!

0 komentar:

top