Hari ini adalah hari perdana realisasi-nya
'otw-Men (on the way-Mentoring)', kita (saya dan beberapa teman yang tergabung dalam kumpulan atau komunitas ini mengunjungi tokoh perempuan muda masa kini, yaitu Teh Iin (owner Salon Muslimah dan owner Galenia [baby daycare]).
Sekilas tentang 'otw-Men (on the way-Mentoring)' adalah komunitas perempuan muda yang ingin belajar Islam secara menyenangkan dengan berkunjung ke satu tempat ke tempat lainnya. Mencari jejak-jejak inspirasi dari mereka-mereka yang tidak hanya baik secara ilmu agama, tapi juga prestasi dan kemasyarakatannya. Sebenarnya komunitas didirikan agar perempuan galau masa depan (seperti saya, uhuk, red), bisa mendapatkan inspirasi untuk berbuat lebih dibandingkan galau yang aneh-aneh, hahaha.
Tentang Teh Iin, dia adalah alumni Farmasi ITB '98, yang dulunya sempat bercita-cita untuk menjadi Apoteker dan memiliki apotek, atau bekerja sebagai PNS. Tetapi Allah memiliki jalan lain untuknya yaitu memberinya suami seorang wirausahawan yang akhirnya Teh Iin memilih jalur kariernya untuk berbisnis, dan dikemudian hari hadirlah Galenia dan Salon Muslimah. Teh Iin, dulunya adalah seorang aktivis kampus yang aktif berkegiatan dimana-mana, yaitu Kabinet, kemudian himpunan, juga Salman, Gamais, dan Mata.
Mentoring dibuka dengan pengajian, kemudian dilanjutkan sharing tentang kisah Teh Iin, dari keputusan dia untuk menikah muda, hingga keputusan terbesar yang dia buat yaitu pilihannya untuk menjadi Ibu Rumah Tangga dan seorang Bussinesswoman. Sebenarnya, banyak sekali yang saya dapatkan dari hasil mentoring ini, dan terlalu banyak yang ingin saya sharing di sini, tapi saya akan coba-coba mengingat apa saja yang benar-benar memberikan kesan di diri saya.
Tentang menikah, Teh Iin bercerita bagaimana kita sebagai perempuan harus memilih suami yang shaleh, yang agamanya setara atau lebih baik lagi kalau ilmunya jauh di atas kita, biar nanti kelak kita dibimbing olehnya. Cerita lucu Teh Iin, si teteh sudah berdoa kepada Allah agar diberi suami yang shaleh sejak dia SMP. Dari sini dapat saya ambil hikmahnya, bahwa Allah itu Maha Pengasih tetapi dia ingin umatnya selain berusaha juga diiringi dengan berdoa dan begitu pula sebaliknya. Jerih payah doa teh Iin akhirnya didengar setelah sekian tahun, dan insya Allah, beliau kini benar-benar telah mendapatkan suami yang shaleh. Teh Iin bercerita bagaimana saat beliau menikah dia kembali merancang masa depan bersama suaminya. Dia juga cerita bahwa
'Menikah tidak menjadi batasan untuk wanita terus berkarier. Malah dia bilang, setelah menikah perempuan harus terus tetap meng-upgrade dirinya semaksimal mungkin.'
Karena menurut dia, sosok seorang istri itu adalah penopang dalam rumah tangga, dia tidak sekedar urusan dapur, tetapi juga teman diskusi bagi sang suami dalam memilih setiap keputusan-keputusan dalam rumah tangga.
Tentang anak, teh Iin kembali menegaskan bahwa benar ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ada satu hal yang sedikit menyentil, saat Teh Iin membuat keputusan untuk berkerja menjadi PNS, suaminya bertanya,
'Kalo kamu ingin cari uang, itu adalah tanggung jawab saya, tapi kalo kamu kerja untuk mengamalkan ilmu, coba kamu lihat, apa yang kamu korbankan untuk cita-cita kamu.'
Teh Iin sadar bahwa kalau dia bekerja, tentu pertumbuhan tentang anak-anaknya akan dikorbankan, dan sangking kasih sayangnya seorang ibu kepada anaknya, akhirnya dia memutuskan untuk tetap sebagai ibu rumah tangga, dan dia tetap bisa berkarier, tapi salutnya adalah Teh Iin tidak menyesal untuk keputusannya tersebut, karena manusia berencana dan memang hidup ini adalah milik Allah, dialah penguasa ini semua. Di sini saya melihat, saat menikah memang tentu saja ada mimpi yang harus kita pinggirkan, karena hidup ini bukan hanya milik kita pribadi, hidup ini juga milik suami kita, milik anak-anak kita kelak yang tentunya sangat membutuhkan kita.
Tentang karier, seperti yang telah saya jelaskan di atas, bahwa menikah tidak menghentikan langkah kita untuk terus menjadi sosok perempuan modern yang tidak hanya cantik tetapi juga cerdas, karena percayalah kita adalah ujung tombak kemajuan sebuah negara. Karena kita adalah pendidik pertama para calon-calon pemimpin. Teh Iin tidak melarang perempuan untuk berkarier, asal jangan itu dilatar belakangi urusan uang. Karena menurut dia, buat apa sih kita memiliki banyak uang, kalau pertumbuhan anak kita terganggu bahkan terhambat karena ibunya terlalu sibuk berkarier. Karena itulah, Allah mencintai perempuan dan menganugerahi telapak kakinya sebagai surga, karena kita begitu istimewa, karena amanah untuk kita begitu besar, dan begitu berat sesungguhnya, tetapi jika ikhlas dalam menjalaninya, bayaran anak-anak yang shaleh/shaleha sangat pantas.
Tentang Islam, di sini, Teh Iin juga tidak hanya menginspirasi tentang menikah, anak, dan karier perempuan. Tetapi juga bercerita tentang Islam hakikatnya adalah agama syiar, agama penyebar kebaikan. Beliau bercerita tentang perjuang Rasulullah Saw tentang bagaimana pertama kali beliau menyebarkan agama Islam, dan betapa berat perjuangan beliau. Sempat bersama-sama menafsirkan surah Al Lahab, tentang betapa jahatnya perbuatan Abu Lahab terhadap Rasulullah Saw.
Sedikit pesan dari Teh Iin, kita itu perlu sekali untuk bergaul dengan orang-orang shaleh, agar diri kite terus ter-upgrade dan menjadi lebih baik dari hari-ke-hari, tetapi jangan lupa untuk terus mengajak orang lain untuk sama-sama menjadi lebih baik.
Sekian tulisan saya kali ini, semoga dari sini saya, dan yang membaca masing-masing bisa mendapatkan manfaat dari tulisan ini. Jika ada salah, saya mohon ampun kepada Allah Swt.
'dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah'. (HR. Muslim)