Tentang Anak

beberapa hari yang lalu, ada yang ng-sms begini,

'kalo lo jadi ibu, lo bakalan jadi ibu yang baik ga buat anak lo?'

sejujurnya, dari hati gue yang paling dalam, gue ga tahu bisa jadi ibu yang baik apa ga buat anak-anak gue kelak, tapi gue bakalan berusaha sekuat tenaga, lebay, untuk jadi ibu yang baik, yang mendekati sempurna untuk anak-anak gue

lalu gue berangan-angan, kalo misalnya jadi ibu (gue tahu, lapangan bakalan lebih keras dibandingin teori yang ataupun bayangan gue tentang menjadi seorang ibu), gue bakalan memberikan pendidikan,

sebenernya dari kecil gue ga pernah dibacain buku sama orangtua gue, tapi gue belajar baca dari umur 3 tahun (kata nyokap), gue dibeliin buku-buku berwarna serta majalah-majalah anak-anak untuk batita, macem bocil. nah, tapi dari buku-buku yang gue baca, dongeng sebelum tidur itu penting buat anak-anak (apalagi batita) soalnya, mengasah imajinasi mereka sehingga bisa buat mereka kreatif dan open minded

oh iyah, gue juga belajar ngaji dari masih ngedot, umur 3 tahun-an. nah, anak gue bakalan dikenalin agama Islam sejak dini. kemaren belajar dari buku 'bidadari-bidadari surga', katanya mengenalkan asmaul husna untuk anak-anak sejak dini, itu baik, karena dia diajak mengerti sifat-sifat serta kebesaran Tuhan-nya. tak lupa mendongengkan kisah-kisah nabi dan sahabatnya. ga promosi, tapi buku-buku dongeng terbitan Mizan bagus loh, cerita masa-masa kecil nabi (bukunya anak-anak Sekolah Bermain Balon Hijau).

gue stop jadi wanita karir. kata Bu Ami, keluarga itu nomer satu, bagi gue juga. anak itu titipan, sama kayak pekerjaan dan harta, karena itu harus dijaga baik-baik. karena nyokap gue adalah ibu rumah tangga, yang full time. gue bertekad kalo nanti punya anak, se-rindu apapun gue sama aktivitas gue yang segudang (macam aktivis aje ye). lagian ibu rumah tangga pekerjaan juga kali, dan harus dihargai.

anak gue boleh bermimpi jadi apapun. ga ada batasan buat mimpi dia, selama sesuai sama norma-norma agama yang berlaku. kadang sadar ga sadar, orangtua sering banget mengkerdilkan mimpi anaknya, efeknya anaknya pas udah gede jadi ga pedean buat ngerjain apapun. pujilah apa yang dikerjakan jika itu baik, dan ingatkan kalo dia salah (bukan dimarahin).
dari buku 'Menuju Manusia Merdeka' punya Pak Ki Hadjar Dewantara, anak kecil itu bisa dianalisis sama tiga macam hal,

sebagai kertas putih kosong, yang pendidiknya boleh melakukan apa saja untuk membentuk karakter anak itu, tapi teori ini udah ga dipake lagi.
sebagai kerta yang terulis, tapi karakternya sudah tidak bisa diubah lagi, tetapi pendidik bisa mengawasi agar anak tersebut agar tidak ke arah yang tidak baik.
sebagai kertas yang udah tertulis (namanya convergetic -theory), dan pendidik berhak menebalkan tulisan-tulisan yang baik dan menipiskan tulisan-tulisan yang tidak baik.
sebenernya pendidikan paling baik itu dimulai dari yang paling lingkungan yang paling dekat, yaitu ibu dan bapaknya. oh iyah,

definisi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara itu adalah tuntunan. buku ini sebenarnya merujuk ke convergetic-theory, karena analisis-analisis yang dilakukan itu mengarah kesitu. jadi karena pendidikan berarti tuntunan, pendidik memang tugasnya adalah menuntut anak ke arah yang baik. analoginya begini:

jika kita menanam bibit padi yang baik, jika dirawat, disiram dan ditempatkan di tanah yang baik, maka menghasilkan padi yang baik pula. sedangkan jika kita memiliki bibit padi yang buruk (tidak terlalu baik), jika dirawat, disiran, dan ditempatkan di tanah yang baik, maka tentu tetap akan menghasilkan padi yang baik. tetapi sekalipun bibit padi yang baik, jika tidak dirawat, dan ditempatkan di tanah yang tidak baik, tentunya tidak akan tumbuh dengan baik.

sama kayak anak-anak, mereka tentunya memiliki sisi yang baik dan buruk, tetapi tergantung dengan pendidiknya akan membawa dia ke arah sisi baiknya yang ter-explore atau sisi buruknya yang ter-explore.

satu lagi, anak adalah peniru yang ulung, dia mencotoh segalanya dari lingkungan terdekatnya. karena itu hati-hatilah dalam berucap dan bertingkah laku, karena itu akan terekam di memori otaknya. makanya ga nyalahin jika ada anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang penuh kekerasan, itu akan ber-effect ke dia setelah besar lagi. jadi jangan salahkan kalo anak kita nanti berperangai nakal dan buruk, sebenernya kita lah yang mengajarkan mereka berperilaku seperti itu.

terakhir, buku yang juga wajib dibaca buat belajar ngdidik anak itu, adalah 'Totto Chan : Gadis Cilik di Jendela', gue sungguh mengagumi sosok Pak Kobayashi, yang bisa berfikir dewasa tetapi dapat menyelami isi hati dan otak anak-anak. pernah ada yang bilang gini,'anak-anak itu ga pernah dewasa, tapi orang dewasa pernah jadi anak-anak. jadi saat berhadapan dengan mereka, letakkan posisi kita sebagai anak-anak'.

i'm still not an expert about this, tapi ga ada kata menyerah buat belajarkan?

buat temen-temen ITB yang cewek, coba cek grup: ITBMotherhood di FB, ini grup khusus perempuan-perempuan baik yang sudah menikah maupun yang belum, sudah lulus maupun masih mahasiswa untuk belajar tentang dunia anak, dari baru kehamilan, melahirkan, hingga mendidik anak usia dini. grup yang super bermanfaat. ketahuan sering ngintip. hahaha

0 komentar:

top