penghafal Al Quran

kemarin siang mendapatkan inspirasi lagi tentang perempuan di Sekolah perempuan Annisa Gamais ITB, alhamdulillah, hehehe. jadi kemaren teh Atri (pembicara di sekolah perempuan) cerita tentang Almarhumah Ustazah Yoyoh Yusroh seorang hafizhah 21 juz, tiba-tiba keinget perbincangan sama Zahra pas lagi mentoring.

gue sempet nanya ke Zahra, kenapa seorang muslim/muslimah perlu menghafal Al Quran, toh kan yang paling penting itu mengamalkan apa yang sudah di Al Quran. kemudian kita berdua menganalisis dari sejak diturunkannya pertama kali surah Al Alaq kepada Nabi Muhammad SAW. bahwa awalnya Rasulullah merupakan seorang yang buta baca dan tulis, maka dia menerima wahyu Al Quran berupa hafalan-hafalan yang yang diajarkan oleh Malaikat Jibril, dan kemudian Rasulullah juga mengajarkan kepada sahabat-sahabatnya juga melalui bacaan, bukan dituliskan lebih dulu kemudian di sebar. barulah pada (cmiiw) zaman Khalifah Ustman Bin Affan, Al Quran yang dihafalkan oleh sahabat-sahabat Rasulullah dituliskan pada kertas-kertas.

dari sini dapat dihipotesiskan, bahwa betapa penting seorang muslim/muslimah untuk menghafalkan Al Quran, selain tentu mungkin pemahaman terhadap Al Quran akan lebih mudah, umat muslim sendirilah yang akan terus menjaga keaslian Al Quran (hingga nanti hari kiamat) yang merupakan wahyu dari Allah disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Rasulullah SAW. terbayangkan jika tidak ada lagi hafizh dan hafizah (sebutan bagi penghafal Al Quran) tentu saja Al Quran akan lebih mudah untuk direkayasa oleh orang-orang yang ingin menyesatkan.

ada sebuah percakapan antara Alm. Ustazah Yoyoh Yusroh dengan seorang warga Palestina, waktu beliau dikirim ke Palestina. seorang wanita Palestina berkata bahwa bukankah Indonesia negara yang tenang dan damai, sedangkan Ustazah Yoyoh Yusroh baru menghafal Al Quran sebanyak 21 juz saja, padahal warga Palestina hidup dalam desingan peluru banyak yang telah menjadi hafizh dan hafizah. subahanallah.

lalu sudah berapa banyak hafalan Al Quranmu hingga kini?

Sekolah Bermain Balon Hijau #1

akhirnya, setelah 2 tahun menanti, akhirnya saya bisa ngajar dan dipanggil 'ibu guluuuu' sama anak-anak didik yang umurnya sekitar 2-6 tahun. kan ceritanya, dulu saya sempet punya cita-cita jadi guru TK, hehehe, alhamdulillah udah didenger sama Allah cita-citanya. nah, insya Allah cerita tentang Sekolah Bermain Balon Hijau ini bakalan di update terus perkembangannya, apa ajah yang udah dikerjain, terus kisah-kisah selama ngajar gimana. ceritanya mau bikin notulensi buat diri sendiri sekalian dibagi di-blog (iyah kalo dibaca sama orang, hahaha). sekalian belajar jadi mamah yang baik. hohoho.

ini kali kedua saya ngajar disini. sebenernya ini mah bukan projek organisasi, ada tiga orang wanita yang berbaik hati peduli sama pendidikan anak usia dini, dan alhamdulillah saya diajak buat ngajar di sana. pas pertama kali di tawarin seneng banget, walau belum punya basic apapun tentang anak-anak, soalnyakan selama ini ngajar di SKHOLE itu untuk anak-anak SD, yang notabene-nya 'lebih bisa diatur' walau ga juga, sih.

disini udah ada kurikulumnya, kurikulum minggu ini tentang perkenalan diri. jadi intinya minggu ini gimana anak-anak bisa meng-eksplor diri mereka sendiri.

waktu pertama kali ketemu mereka, masih banyak yang ga bisa lepas dari mamahnya, yang saya inget banget itu yang namanya Naira sama Nabel yang nangis muluk kalo mamahnya nyuruh lepas dari gendongan. oh, iyah jumlah anak disini, untuk pertemuan ke lima udah nyampe 44 , wow, sedangkan pengajarnya masih kurang dari 10 orang. yang belum bisa cerita tapi udah mau dipegang-pegang (serem amat ye gue) itu namanya Nabil, kalo diminta berdiri, nurut, kalo diminta duduk juga nurut.

hari ini kebanyakan main sama Tazqilla, umurnya kayaknya baru 2 tahun deh, soalnya dia masuk di grup yang kecil. pertemuan kali ini buat grup kecil sebenernya dikasih bebas buat menggambar, tapi ternyata yang interest buat menggambar itu ga semua. Tazqilla lebih seneng nyanyi sambil joget-joget. jadilah sepanjang mendampingi Tazqilla, saya ngajakkin nyanyi 'cicak-cicak didinding' sama 'naik-naik ke puncak gunung'. Tazqilla juga belum kenal sama warna, sempet ngajarin crayon dengan warna yang berbeda. oh, iyah, nih anak yang paling gampang sosialisasi, padahal baru kenal udah mau di peluk-peluk. selain Tazqilla, saya main sama Illa dan sepupunya Tazqilla namanya Sheila. Sheila hampir mirip sama Tazqilla, tapi lebih welcome Tazqilla. sedangkan Illa, masih sensitif, tapi kalo diajak ngomong udah mau. yang paling sedih adalah pas nyamperin Naira, terus Nairanya nangis ga mau salaman, huhuhuh, sedih.

oh, iyah ada satu anak yang lucu terus keinget terus, namanya Kiki. umurnya 4 tahun, ceunah kata mamahnya. Kiki pas awal-awal masih nemplok sama mamahnya, tapi sekarang udah mau berbaur sama teman-temannya. Nabil juga sih.

oh, iyah, dari laporan temen, ternyata pas di kelas grup besar, Nabil agak kurang fokus dengerin dongeng, dia sempet nglirik-lirik grup kecil yang nggambar dan keliatan pengen. dan ternyata Tazqilla juga ga terlalu interest di coret-coret dia lebih prefer buat nyanyi sambil joget-joget. tuh, kan emang semua anak itu emang punya keistimewaan masing-masing. hehehe.

kayaknya baru itu yang saya inget banget nama-namanya teh.

pokoknya seru banget mengamati perkembangan anak-anaknya, kayaknya Jumat besok mau tetep meratiin Tazqilla, Naira, Illa, Nabil, Kiki, sama yang sempet keliatan, hehe. mau tahu perkembangan mereka udah mau apa ajah.

sekian laporan perkembangan anak-anak Sekolah Bermain Balon Hijau :)

Tentang Anak

beberapa hari yang lalu, ada yang ng-sms begini,

'kalo lo jadi ibu, lo bakalan jadi ibu yang baik ga buat anak lo?'

sejujurnya, dari hati gue yang paling dalam, gue ga tahu bisa jadi ibu yang baik apa ga buat anak-anak gue kelak, tapi gue bakalan berusaha sekuat tenaga, lebay, untuk jadi ibu yang baik, yang mendekati sempurna untuk anak-anak gue

lalu gue berangan-angan, kalo misalnya jadi ibu (gue tahu, lapangan bakalan lebih keras dibandingin teori yang ataupun bayangan gue tentang menjadi seorang ibu), gue bakalan memberikan pendidikan,

sebenernya dari kecil gue ga pernah dibacain buku sama orangtua gue, tapi gue belajar baca dari umur 3 tahun (kata nyokap), gue dibeliin buku-buku berwarna serta majalah-majalah anak-anak untuk batita, macem bocil. nah, tapi dari buku-buku yang gue baca, dongeng sebelum tidur itu penting buat anak-anak (apalagi batita) soalnya, mengasah imajinasi mereka sehingga bisa buat mereka kreatif dan open minded

oh iyah, gue juga belajar ngaji dari masih ngedot, umur 3 tahun-an. nah, anak gue bakalan dikenalin agama Islam sejak dini. kemaren belajar dari buku 'bidadari-bidadari surga', katanya mengenalkan asmaul husna untuk anak-anak sejak dini, itu baik, karena dia diajak mengerti sifat-sifat serta kebesaran Tuhan-nya. tak lupa mendongengkan kisah-kisah nabi dan sahabatnya. ga promosi, tapi buku-buku dongeng terbitan Mizan bagus loh, cerita masa-masa kecil nabi (bukunya anak-anak Sekolah Bermain Balon Hijau).

gue stop jadi wanita karir. kata Bu Ami, keluarga itu nomer satu, bagi gue juga. anak itu titipan, sama kayak pekerjaan dan harta, karena itu harus dijaga baik-baik. karena nyokap gue adalah ibu rumah tangga, yang full time. gue bertekad kalo nanti punya anak, se-rindu apapun gue sama aktivitas gue yang segudang (macam aktivis aje ye). lagian ibu rumah tangga pekerjaan juga kali, dan harus dihargai.

anak gue boleh bermimpi jadi apapun. ga ada batasan buat mimpi dia, selama sesuai sama norma-norma agama yang berlaku. kadang sadar ga sadar, orangtua sering banget mengkerdilkan mimpi anaknya, efeknya anaknya pas udah gede jadi ga pedean buat ngerjain apapun. pujilah apa yang dikerjakan jika itu baik, dan ingatkan kalo dia salah (bukan dimarahin).
dari buku 'Menuju Manusia Merdeka' punya Pak Ki Hadjar Dewantara, anak kecil itu bisa dianalisis sama tiga macam hal,

sebagai kertas putih kosong, yang pendidiknya boleh melakukan apa saja untuk membentuk karakter anak itu, tapi teori ini udah ga dipake lagi.
sebagai kerta yang terulis, tapi karakternya sudah tidak bisa diubah lagi, tetapi pendidik bisa mengawasi agar anak tersebut agar tidak ke arah yang tidak baik.
sebagai kertas yang udah tertulis (namanya convergetic -theory), dan pendidik berhak menebalkan tulisan-tulisan yang baik dan menipiskan tulisan-tulisan yang tidak baik.
sebenernya pendidikan paling baik itu dimulai dari yang paling lingkungan yang paling dekat, yaitu ibu dan bapaknya. oh iyah,

definisi pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara itu adalah tuntunan. buku ini sebenarnya merujuk ke convergetic-theory, karena analisis-analisis yang dilakukan itu mengarah kesitu. jadi karena pendidikan berarti tuntunan, pendidik memang tugasnya adalah menuntut anak ke arah yang baik. analoginya begini:

jika kita menanam bibit padi yang baik, jika dirawat, disiram dan ditempatkan di tanah yang baik, maka menghasilkan padi yang baik pula. sedangkan jika kita memiliki bibit padi yang buruk (tidak terlalu baik), jika dirawat, disiran, dan ditempatkan di tanah yang baik, maka tentu tetap akan menghasilkan padi yang baik. tetapi sekalipun bibit padi yang baik, jika tidak dirawat, dan ditempatkan di tanah yang tidak baik, tentunya tidak akan tumbuh dengan baik.

sama kayak anak-anak, mereka tentunya memiliki sisi yang baik dan buruk, tetapi tergantung dengan pendidiknya akan membawa dia ke arah sisi baiknya yang ter-explore atau sisi buruknya yang ter-explore.

satu lagi, anak adalah peniru yang ulung, dia mencotoh segalanya dari lingkungan terdekatnya. karena itu hati-hatilah dalam berucap dan bertingkah laku, karena itu akan terekam di memori otaknya. makanya ga nyalahin jika ada anak yang dibesarkan dalam lingkungan yang penuh kekerasan, itu akan ber-effect ke dia setelah besar lagi. jadi jangan salahkan kalo anak kita nanti berperangai nakal dan buruk, sebenernya kita lah yang mengajarkan mereka berperilaku seperti itu.

terakhir, buku yang juga wajib dibaca buat belajar ngdidik anak itu, adalah 'Totto Chan : Gadis Cilik di Jendela', gue sungguh mengagumi sosok Pak Kobayashi, yang bisa berfikir dewasa tetapi dapat menyelami isi hati dan otak anak-anak. pernah ada yang bilang gini,'anak-anak itu ga pernah dewasa, tapi orang dewasa pernah jadi anak-anak. jadi saat berhadapan dengan mereka, letakkan posisi kita sebagai anak-anak'.

i'm still not an expert about this, tapi ga ada kata menyerah buat belajarkan?

buat temen-temen ITB yang cewek, coba cek grup: ITBMotherhood di FB, ini grup khusus perempuan-perempuan baik yang sudah menikah maupun yang belum, sudah lulus maupun masih mahasiswa untuk belajar tentang dunia anak, dari baru kehamilan, melahirkan, hingga mendidik anak usia dini. grup yang super bermanfaat. ketahuan sering ngintip. hahaha

hari ini rencananya saya bakalan jadi Presenticconist (sebutan untuk para presenter di Presenticcon). isu yang saya bawa tentang Buku, dengan judul presentasi yaitu Buka Buku.

apa sih Buka Buku?

yang melatar belakangi kenapa saya pengen berbagi tentang pentingnya membaca buku, adalah karena minat membaca buku masyarakat Indonesia masih rendah dibandingkan di negara-negara lain. sebenernya ga nyalahin juga, toh pentingnya membaca buku-pun masih banyak yang belum tahu. padahal buku adalah jendela dunia, karena dengan buku kita bisa mendapatkan wawasan tentang apa saja dengan lebih lengkap. buku apapun yang ingin kamu baca pasti menambah wawasan kamu, sekalipun buku itu 'menurut kamu jelek'.

Buku Buku gue bagi menjadi dua kategori, yaitu:

  1. Bukuvora. ini saya inisiasikan bersama teman baik saya bernama Sri Suryani. awalnya kami berdua merasa sayang sekali dengan buku yang terkapar dengan indahnya di dalam kamar, daripada menganggur tidak jelas, lebih baik dipinjamkan saja dengan teman yang membutuhkan. saat ini komunitas Bukuvora hanya sebatas di dunia maya, karena kesibukkan kami berdua yang cukup padat, jadilah kesepakan pinjam meminjam terjadi di grup Facebook, kemudian transaksi dilakukan di dunia nyata, tepatnya di kampus. saat ini, Bukuvora hanya berlaku bagi mahasiswa ITB saja, karena kami masih khawatir meminjamkan buku di luar kota, dikarenakan kadang buku yang kami miliki persediaannya 'terbatas' dan susah didapatkan.

  2. Nongkrongin Buku. ini masih dalam tahap rencana, tetapi sudah mengumpulkan ide sana-sini dengan beberapa teman yang memiliki hasrat di bidang yang sama. suatu waktu saya pernah mendatangi sebuah Diskusi yang menarik tentang 'Tan Malaka', kemudian di sini saya melihat banyak sekali sudut yang dipaparkan mengani Tan Malaka, masalah komunis, nasionalis, dan Islam. hal ini, membuat saya tertarik untuk meneruskan diskusi-diskusi ini (di dalam kampus tentunya) untuk membahas/mendiskusikan/bahkan mengkritisi buku-buku dan tokoh-tokoh kemerdekaan/tokoh-tokoh perjuangan Indonesia lebih banyak lagi, dan lebih ter-explore lagi. diskusi ini juga merupakan 'hutang' saya, waktu saya sempat menjadi promotor salah satu calon pemilihan presiden KM ITB, kami berinisiasi membuka ruang diskusi yang lebih banyak lagi dan diharapkan memberi manfaat bagi mahasiswa ITB itu sendiri, ruang diskusi ini juga diharapkan menjadi ajang membuka lebih banyak sudut pandang dan kritik terhadap sesuatu.

dari kedua forum ini, diharapkan nantinya, mahasiswa ITB (masih tahap mahasiswa ITB kejarannya) dapat menjadi mahasiswa yang gemar membaca dan memiliki wawasan yang luas, sehingga dapat menjadi manusia yang unggul, yang tidak terpaku hanya pada keprofesian yang dia kerjakan, minimal buku-buku yang di baca oleh mahasiswa ITB ini sendiri adalah buku-buku kuliahnya sendiri, atau buku yang dapat menunjang perkuliahannya, dan lebih baik dan maksimal lagi jika buku-buku yang dibaca semacam pemikiran-pemikiran tokoh-tokoh Indonesia, biografi, sejarah, dan buku-buku lainnya.

dari sini pula, terlintas ide, jika seseorang membaca tentunya dia juga akan berhasrat untuk menuangkan pemikirannya dalam sebuah buku, hal ini diharapkannya, mahasiswa ITB akan aktif untuk menulis sejak 'dini'. apalagi dari sebuah web yang saya baca, bahwa produksi buku di Indonesia kian hari makin menurun, hal ini disebabkan minimnya minat baca masyarakat Indonesia. hal ini sangat bertolak belakang, dengan minat baca-dan-minat menulis masyarakat di negara berkembang seperti Jepang, Amerika, Inggris, bahkan negara tetangga Singapur dan Malaysia. maka karena ide dari teman saya yang bernama Zuhdi, yang ingin sekali ada gerakan 'Indonesia Menulis' yang nantinya, tidak hanya mahasiswa ITB saja, tetapi juga anak-anak, bahkan para orang-orang dewasa memiliki keinginan untuk menulis.

sekian, laporan dari saya mengenai Buka Buku, bagi yang tertarik mendengarkan presentasinya, hari ini, jam 1-4 di Ruang 29 CC Barat ITB.

semoga menginspirasi :)

(akhirnya) sarjana

bukan Kata Pengantar

sebenernya ga ada yang perlu dibanggakan dari lulus sebagai sarjana S1 Fisika ITB, sebenernya. tapi karena dulu gue kuliah di sini bukan karena keinginan gue, tapi karena pilihan fakultas (atau bahasa kerennya 'dibuang'), gue ngerasa bangga banget bisa lulus di waktu yang tepat, alhamdulillah. gue bersyukur banget akhirnya bisa menyelesaikan kuliah, bahkan ketagihan buat nglanjutin kuliah (aamiin), luar biasa sekali. gue yang dulu ga jago (sampe sekarang sih sebenernya) Fisika, bayangin gue ikut SPMB cuman jawab 3 soal Fisika dengan jawaban bener 1, untung ga minus, menandakan emang gue ga jago Fisika. tapi bener kata orang,'kalo ga kenal, ga mungkin sayang,'. gue yang biasanya susah jatuh cinta #ea, akhirnya bisa se-sayang ini sama Fisika. mungkin karena tahu,'kenapa sih harus belajar Fisika? implementasinya dikehidupan nyata buat apa sih? tahu ga kalo Fisika itu dasarnya dari segala ilmu?'.

kuliah di ITB juga sebenernya anugerah yang tak ternilai dari Allah, seriously. di sini gue ga cuman belajar tentang ke-Fisika-an yang emang se-wajibnya gue pelajari, tapi disini banyak banget ilmu yang tak gue sangka-sangka yang bisa gue pelajari, ilmu hidup yang harganya mahal banget, persahabatan, kesederhanaan, kasih sayang, nasionalisme, idealiasme, pendidikan, lingkungan, hingga dunia perpolitikkan. semoga kelak ini semua bisa jadi bekal di kehidupan mendatang.

oleh karena itu, postingan/notes ini gue khusus persembahkan untuk orang-orang yang udah kasih effect besar ke gue selama 4 tahun 3 bulan selama di ITB, mereka adalah:


  1. Allah SWT, sekali lagi, dengan melibatkanmu semuanya terasa mudah. You are the best planner, ever.

  2. Orangtua dan adik, atas kasih sayangnya tak terhingga dan support-nya yang tak pernah henti. masih inget waktu ibu nangis karena anakmu ini mau keluar dari ITB, karena takut sama Fisika. kalo sampe itu terjadi, mungkin itu adalah hal yang paling gue sesali seumur hidup gue.

  3. para dosen Fisika, Pak Wahyu sebagai Dosen Pembimbing yang mau direpotin sama urusan Plasma Physics padahal ga ada kaitannya sama KK. Pak Enjang yang bikin gue super pede karena berhasil dapet A untuk matkul Fisika Matematika I dan II tanpa perlu ikut UAS berturut-turut. Pak Sparisoma dan Pak Fourier yang bersedia 'membantai' dan diujungnya menyemangati gue. Pak Freddy Zen untuk inspirasinya selama kuliah. Bu Nenny satu-satu-nya dosen di KK Fisika Sistem Kompleks, i'm your next bu :)

  4. my super best friend, Ade Suryani. gila, gue bisa nemuin 'makhluk beginian' rasanya seneng banget banget banget. temen yang selalu menerima gue apa adanya, ga bosen dengerin kegalauan gue, dan supportnya yang ga habis-habis, i love you so much. juga Atika Lorentia, untuk perjuangannya bersama menyelesaikan tugas akhir yang syit ini, hahaha. Alina Cynthia Dewi, untuk kepolosannya yang buat gue salut dan Anindita Ayuswasti yang membantu 3 tahun kuliah gue.

  5. keluarga besar HIMAFI ITB, terimakasih untuk bimbingannya kakak-kakak HIMAFI ITB, terutama teteh-teteh HIMAFI 2004 (khususnya Teh Sera yang udah repot-repot bantuin bikin draft), Kang Izul untuk nasehat-nasehatnya, abang-abang dan teteh-teteh HIMAFI 2005 yang selalu baik-baik-baik sekali, kakak-kakak HIMAFI 2006, dan juga adik-adik HIMAFI.

  6. Fisika 2007, gue ga kebayang kalo gue ga kuliah bareng kalian, mungkin saat ini gue adalah orang yang paling gagal di Fisika 2007. terimakasih ga pernah lelah bantuin saat belajar, Ali, Rudy, Insan, Putu, Mario, Marina, kalian super. terimakasih ketawa bareng dan ke-maksiatan bareng, Aji, Guntur, Pandu, Rocky, Dimas, Uka, Jupe dan teman-teman lainnya. terimakasih cewek-cewek HIMAFI 2007 untuk ke-alay-an-nya ga perlu gue mention satu-persatu-lah yah, i love love love you so much, 10 tahun lagi, kita harus jadi belanja ke Paris bareng.

  7. keluarga besar U-Green ITB, terutama Greeners 2007 untuk kasih sayangnya yang ga pernah padam. kalian selalu bisa jadi rumah pulang, walau seringkali jarang disinggahi. terimakasih kepada Vera untuk pengertiannya, maaf ga maksimal waktu jadi bawahan lo. terimakasih untuk Syfa dan Tika, semoga kita ketemu di Sabuga. terimakasih untuk Asa, gila lo cowok yang paling gentel yang pernah gue kenal sa. terimakasih jalan barengnya Kintan dan Dian.

  8. terimakasih Tim Garuda, terimakasih 2 bulan untuk selamanya. terimakasih Filman Ferdian untuk ajakkannya bergabung di tim yang paling awesome yang pernah gue tahu. terimakasih tak terhingga yang udah nyempetin dateng sidang, Laura, Reza, dan Kintan. terimakasih Hana, Surya, dan Aldi yang udah bisa disusahin waktu gue kehilangan GTab. terimakasih Aga dan Yunus yang selalu bisa dicurhatin masalah kemahasiswaan, semoga lo selalu se-idealis-ini sampe tua, sampe mati, aamiin. gue ga tahu harus bilang apa tapi gue sayang banget-banget sama kalian. terimakasih untuk teman-teman lainnya, yang selalu inget buat nyapa kalo ketemu, aah senanggg :)

  9. SKHOLE ITB, terimakasih untuk segalanya. terimakasih Dinan (yang udah dateng sidang), Chacha, Keti, Mila, Satria, Shanny, Kak Jaka, dan Ian, yang mau menemani satu tahun kemarin. terimakasih Ganar dan timnya yang sudah mau ngambil tanggung jawab yang ga gue selesein, tanpa lo, gue ga kebayang nasib skhole jadi apa. terimakasih Tira, yang selalu jadi tempat curhat kalo lagi galau skhole dan lainnya, nasehat lo selalu jadi yang terbaik, semoga ketemu di sabuga. terimakasih adik-adik SKHOLE yang paling-paling-paling gue sayangi seumur hidup gue, i just can't imagine living without you.

  10. terimakasih untuk Ganesha Hijau ITB, kak fariz, aldi, wilma, rani dan teman-teman yang udah kasih kontribusi untuk ITB Eco Campus. kalian orang paling keren yang pernah gue kenal. salam hijau

  11. terimakasih Sur dan Robby, yang selalu bikin gue ngerasa,'himpunan sebrang selalu lebih hijau dari himpunan sendiri' hahaha. ga nyesel gue kenal lo berdua. Robby dengan ke-charming-an-nya, idola para wanita kampus serta ke-shalehan-nya, ehem. dan Sur, gue ngerasa beruntung banget kenal lo, seriously. lo orang yang paling keren dan konkrit (untuk saat ini) yang pernah gue kenal, lo cewek paling super juga.

  12. terimakasih teman bermain, Dinda Husna, walau lo nyebelin tapi gue sayang sama lo, hahah. terimakasih Dedes, Risa, dan Chae, yang sukses bikin gue terharu gara-gara kalian dateng sidang. terimakasih 1 tahun yang menyenangkan Pipin, Unay, Citra, Kak Ita, Okta dan Marissa, ga pernah menemukan temen kostan yang se-menyenang-kan kalian. terimakasih Zulmi yang sering banget bikin gue merasa 'tertampar' dengan ke-shalehan lo. terimakasih Niya yang sudah tidak galau lagi #apeu.

  13. terimakasih teman-teman dunia maya, Gunadi, Yunus, Kak Tazy, Bang Robby, Kak Asti, Adit, Iqbal, Ikhma, Fitri dan yang tak bisa disebutkan satu-persatu, karena dukungan moral via tumblr dan twitter, hahaha. satu-satunya manfaat yang gue dapetin main beginian adalah ketemu kalian. kyaaaa.

  14. terimakasih untuk para inspirator yang gue dapatkan selama 4 tahun di ITB; Pak Anies Baswedan atas suratnya dan semangatnya untuk lulus tepat waktu, Bung Karno untuk nasionalismenya, Bung Hatta untuk kesederhanaannya, Totto Chan untuk tamparan tentang pendidikan, Soe Hok Gie yang membuat gue menyesal kenapa baru 'mengenal' engkau di tingkat akhir, dan Tan Malaka untuk tulisan-tulisannya yang membangun.

  15. terimakasih Linkin Park, Coldplay, John Mayer, Jammie Cullum, Chris Brown, Maliq & D'essentials, Adele, Lenka, Ingrid Michelson, dan penyanyi-penyanyi yang seringkali main 24 jam di ITunes atau Windows Media Player gue. tanpa kalian mungkin gue ga semangat ngerjain Tugas Akhir.

  16. serta emua yang sudah kasih pengalaman berharga selama gue menempuh pendidikan sebagai mahasiswa di ITB. temen diskusi, temen berantem, temen sepet-sepet-an, bahkan para kecengan gue (ea), mennn kalian bikin hidup ini lebih hidup.

maaf belum bisa jadi hamba, anak, murid, sahabat, dan teman yang baik. masih banyak yang harus gue pelajari setelah ini. kelulusan bukanlah akhir dalam belajar, tapi permulaan dari pembelajaran, dan 4 tahun ini adalah bekal gue buat nanti. terimakasih untuk segalanya, terimakasih untuk selamanya.

hormat saya,

Nayasari Aissa

sarjana sains Fisika ITB :)

top