untukmu KPI

pagi ini seperti biasa, selama menyantap sahur, aku menyempatkan menyantap makananku sambil menonton tayangan di televisi. ku coba mencari tayangan yang paling baik. tapi dari sekian banyak tayangan, hanya satu-dua yang mampu dengan kuasa kutonton.

headline acaranya, bertuliskan Ramadhan, tapi aku tak menemukan sedikitpun, hikmah Ramadhan selama aku menonton. tak tau selera humorku yang rendah, hingga aku sedikitpun tak tertawa melihat tingkah mereka. aku kecewa, aku sedih.

saling menghina fisik
saling menyakiti dan tampak bahagia sekali jika ada yang tersakiti
saling mengumpat dengan kata yang tak pantas

oh inikah indahnya Ramadhan?

tak sedihkah?

berlebihankah?

aku sedih sekali, mungkin aku berlebihan, hingga kucurahkan di tulisanku.

untukmu KPI, aku tau kerjamu mungkin sudah repot sekali. tapi aku ingin sekali, rakyat Indonesia menjadi cerdas, dengan tontonan yang cerdas pula. terimakasih

I find television very educational. Every time someone switches it on I go into another room and read a good book - Marx, Groucho

menikah#2

baca ini, gue jadi mikir banyak tentang nikah. sebenernya tuh gue punya target nikah itu umur 20-an (umur 29, juga bisa disebut 20-an yah), maksud gue sekitar 20-22, gara-gara liat temen gue nikah dan dia bilang nikah itu menyenangkan sekali. tapi sebenarnya gue sendiri ga punya bayangan tentang menikah secara seutuhnya. tapi, ntah kenapa gue jadi mikir lagi buat apa nikah itu yah sebenernya (apalagi belum ada calon #ea). tadi baru keinget, bahwa menikah itukan sebenernya untuk:

menyempurnakan separuh agama bagi yang Islam dan termasuk ibadah menurut Rasululllah SAW

bagi gue sendiri menikah itu, kayak punya sahabat tapi 24 jam ada dideket kita, bukan berarti kemana-mana bareng juga sih, tapi yah kan tinggal bareng berartikan selalu ada di deket kita, heheh. sahabat ini bisa diajak ngobrol dari pagi sampe ke pagi lagi *ebuset*, tentang apapun, bertukar pikiran tentang apapun. yang bisa diajak backpacking-an bareng keliling dunia, karena jalan-jalan sendirian itu menyenangkan, tapi lebih menyenangkan lagi kalo ada partner in crime-nya di segala kondisi, hahah. teman baik yang bakalan menghargai dan mendukung cita-cita gue, mimpi-mimpi gue, serta keputusan gue, tapi bisa selalu dimintai advice atas tindakan-tindakan gue, karena dia akan selalu ada di hidup gue, dalam kondisi apapun, asekkk ye gue.

se-simple itu sih gue menganggap tentang nikah. makanya gue tuh pengen belajar banget tentang menikah yang sesuai dengan syariat Islam, gue udah selalu pengen daftar Sekolah Pra Nikah-nya Salman, tapi selalu ketinggalan, hiks. mungkin emang belum waktunya belajar tentang menikah. seriusan gue ga mau cari suami dari SPN, tapi gue murni pengen tau tentah nikah yang bener sesuai agama gue itu kayak apa.

aaaaaaaah, gara-gara tadi ikut SP nih, gue jadi mikir masalah nikah muluk (ga juga sih, beberapa minggu ini, gue mulai wanti-wanti masalah nikah, apalagi nyokap udah mulai nanyain calon, whaaaaaat! *jedok-jedokin kepala ke tembok*). sebenernya sih, seharusnya gue ga ngomongin nikah dulu, perjalanan gue masih panjang, gue masih pengen senang-senang dan bebas (bebas dalam artian yang baik yah), masih banyak mimpi-mimpi yang pengen gue capai, tapi kalo kata orang jodoh itukan Tuhan yang ngatur, kalo tiba-tiba ada yang ngajak nikah dan orangnya baik, kenapa ga. kata Teh Iin (owner salon Muslimah), kalau ada orang yang mengajak kita menikah dan lelaki tersebut adalah orang yang baik, maka lebih baik diterima, karena takutnya menimbulkan fitnah jika ditolak.

ngomong-ngomong masalah lelaki yang baik, tadi ada sebuah kata-kata yang cukup menyentil gue dari bu Ami,

kalo kamu sibuk mencari lelaki yang baik, lihatlah dirimu sendiri, apakah sudah cukup baik hingga menemukan lelaki yang baik

aih, menampar sekali. yuk ah, belajar buat memperbaiki diri sendiri dulu, sebelum minta macem-macem sama Allah, hehe

girl power

kalo ngomongin masalah cewek, gue selalu bersemangat. gue pernah bercita-cita buat jadi menteri pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, tapi gue ga punya kapabilitas di sana (sadar diri), haha. akhirnya, setelah melakukan perbincangan super inspiratif dengan tira beberapa hasi yang lalu tentang masalah umat muslim sekarang kehilangan sosok-sosok ilmuwan muslim atau muslimah yang berkarya di bidangnya masing-masing. gue makin positif buat nyelesein pendidikan gue sampe setinggi-tingginya, jika Allah mengizinkan, hingga bisa jadi peneliti dan dosen (guru). apalagi, ilmuwan perempuan itu sedikit banget, kayaknya sangat membanggakan bisa jadi ilmuwan muslim yang keren. hahaha. yuk, jadi ilmuwan yuuuuk. ngayal

gue tuh sangat mengagumi sosok-sosok perempuan inspiratif, dua tahun lalu, gue pernah nulis di blog gue tentang kekaguman gue terhadap Aung San Suu Kyi, peraih nobel dari Myanmar yang menjadi tahanan rumah, gara-gara dia bersebrangan sama dengan pemerintah Myanmar. ini sosok awesome, yang pernah meraih nobel perdamaian. gila politikus handal banget nih orang. di luar hal berbau politik, sebenernya Sri Mulyani itu kayak Cut Nyak Dien jaman kini, perempuan cerdas tapi sukses sebagai ibu rumah tangga, gue pernah liat dia di sebuah acara televisi swasta, keren abis nih orang, apalagi dia masuk 100 wanita paling berpengaruh di dunia, kalo ga salah ngalahin Hillary Clinton, versi majalah Time. oh, iyah Aung San Suu Kyi juga masuk ke 100 wanita paling berpengaruh versi majalah Time loh.

kalo pada baca Totto Chan, ya ampun, perempuan ini menginspirasi sekali, gue baca buku dia yang kedua, yaitu Totto Chan & Children, pengalaman Tetsuko Kuroyagi (nama asli Totto Chan) sebagai duta UNICEF yang mengunjungi anak-anak di negara-negara dunia ketiga. ah, dia penulis inspiratif sekali.

adalagi namanya Susan Hockfield, kak hanif yang mengenalkan dia ke gue, pas gue bilang, gue pengen deh jadi rektor ITB. ibu Susan Hockfield ini adalah, ayo tebak, dia rektor perempuan pertama-nya MIT, men keren abis dah. bisa dibaca sendiri di sini.

Bunda Theresa jugaa, ntah berapa kali gue mereblog quotesnya yang sangat inspiratif sekali. kadang gue berfikir, mungkin ini wanita paling bahagia di dunia, dari semua yang gue baca, kayaknya dia selalu berfikiran positif terus, dan orang-orang yang baca tentang dia jadi ikutan berfikiran positif. dan tindakan nyatanya, sangat menerangi dunia

kalo dari Islam, gue tuh mengagumi banget sosoknya Fathimah Az Zahra, gara-gara pernah baca tulisan tentang beliau dalam sebuah buku, beliau benar-benar dimuliakan, apalagi tentang dia dan suaminya, Ali Bin Abi Thalib, yang meneruskan perjuangan Rasulullah, sosok panutan banget, cerdas, cantik, dan sangat shaleha sekali. tapi mungkin, karena buku yang gue baca, baru tentang Aisyah, Fathimah Az Zahra, sama Khadijah, jadi pengetahuan gue tentang wanita dari golongan muslim ini, masih dikit banget. mungkin ada rekomendasi sosok perempuan muslim yang bener-bener girl power?

oh, iyah kalo lagi galau masalah *ehem* cinta, gue saranin buat dengerin lagu-lagunya Beyonce, iyah sih, ga tau gue suka banget sama girl powernya Beyonce kalo nyanyiin seuatu, ga merengek-merengek kayak kesannya cewek itu lemah banget. sama coba dengerin lagunya, Alicia Keys, yang superwoman, itu inspiring banget deh. videoklipnya jugaa. Alicia Keys juga keren banget, dia peduli banget sama keadaan negaranya, kalo ga salah dia pernah jadi duta PBB gitu, deh untuk masalah anak-anak dan kelaparan untuk Afrika gitu, terus dia juga pernah nyumbangin banyak uangnya buat jadi donasi. terus tau ga kalo Angelina Jolie itu ga cuman sekedar jago akting, dia juga keren banget, dia prefer buat ngadopsi anak-anak dari negara-negara miskin, such a cool woman banget dah.

kesannya, gue feminis banget yah. haha, ga kok. gue cuman pengen mengajak, bahwa cewek-cewek tuh kadang ga sadar betapa berharganya mereka, seriously deh (menampar diri sendiri). kita kadang sering terjebak dalam fikiran,’gue ga bisa apa-apa’. padahal sadar ga sadar, Allah itu Maha Sempurna, Dia menciptakan umat-Nya sesempurna mungkin. makanya kalo ada yang ngerasa rendah diri, tidak berharga, maka jangan terpuruk dalam kegelapan (halah), harusnya malah bisa memacu kita dong untuk terus belajar. kalo kita ngerasa diri kita kosong, penuhin dong, diri kita dengan hal-hal positif, dan teruslah haus untuk belajar. agar suatu saat, kita bisa merasa diri kita berharga, ga lemah, bukan untuk orang lain, tapi untuk diri kita sendiri :)

a letter for my self

dear naya,

remember this, everything happens for a reason. and you must see from many sides, not just one side. and please, think positively to your God, Allah SWT. because, He’s the best planner i’ve ever met than anything or anyone in this world. being happy is choice, please choose that one. oh, c’mon, you have a wonderful world with wonderful peoples around you who love you a lot. stop being sad. maybe, God is testing you, now. He want to know, how strong you are, how brave you are to face up the world. keep smiling, the world needs your smile. how could you dream to change the world. if you, inside of you, can’t change yourself, your mind. love yourself. love people who love you. forget the past. forget the one who hurts you. and forgive. let it go. eventually, if you can pass this test, you’ll be happiest person in the world. remember, there will no rainbow, without a little rain. and i believe, you’ll find your own rainbow, someday. or maybe, now, you have your own rainbow, but you just don’t know, don’t see, or don’t feel it.

with love

another you

langkah- langkah kecil menjadi perempuan

sebenernya ini sudah ada dari 3 minggu yang lalu. pertemuan pertama itu hari Jumat dua minggu yang lalu, sebelum puasa, saya masih ingat, tapi baru bisa sempat datang di pertemuan hari ini, dengan tema Karir Setelah Kuliah (kalo tidak salah). hari ini ada 3 orang panelis dari 3 profesi yang berbeda, yaitu Aktivis LSM, entrepreneur, dan yang terakhir adalah seorang dosen. dua di antara profesi tersebut sudah saya idam-idamkan sejak lama, yaitu sebagai dosen sesuai dengan kuliah saya, dan yang lainnya adalah menjadi aktivis LSM, di sini mungkin saya akan lebih fokus dengan.

sekolah perempuan ini sangat menginspirasi sekali, saya belajar banyak tentang perempuan dan karir kita setelah kuliah dan ada juga tentang keluarganya. pada awal acara para peserta sekolah diminta untuk membuat 'resolusi' atau capaian 10 tahun ke depan, dan saya memilih menuliskan capaian saya yang kebetulan sudah saya rancang sejak lama, yaitu:
  1. menjadi istri dan ibu
  2. punya sebuah perpustakaan mini dengan warung kopi di dalamnya
  3. menjadi dosen atau guru fisika
ketiga orang panelis di SP (Sekolah Perempuan) sangat menginspirasi sekali, ketiga-tiga-nya, ntah kenapa setelah datang dari SP, ada energi baru yang ter-charge pada diri saya, menyenangkan bisa banyak belajar ketiga orang tersebut.

mbak Ari yang merupakan sarjana Hukum UI, sempat menceritakan tentang pengalaman di selama bekerja di LSM, dan pilihannya untuk memilih sektor publik dibandikan sektor privat dengan payment yang menggiurkan karena sektor privat bertentangan dengan idealismenya. mbak Ari juga bercerita tentang pengalamannya yang menangani kasus Rosita (buruh imigran yang terkena kasus 'pembunuhan') serta suka dan duka bekerja sebagai aktivis LSM. trus me, this woman is so inspiring. mbak Ami juga memberikan tipds dalam memilih pekerjaan yang diajarkan oleh guru mengajinya, yaitu:
  • pekerjaan yang kita lakukan dapat memenuhi kebutuhan hidup kita
  • pengetahuan yang telah didapat, dapat dikembangkan lagi setelah kita memilih pekerjaan tersebut
  • pekerjaan kita dapat membuka ikatan silaturahmi yang artinya dapat memperluas networking
  • yang terakhir dan mungkin yang paling penting, adalah berkontribusi dalam perbaikan umat
kemudian ada Teh Iin yang ternyata adalah owner sebuah salon yang sering saya datangi, yang background pendidikan adalah seorang apoteker sangat cukup bertolak belakang dengan karir yang sedang diajalani sekarang. beliau juga bercerita tentang bagaimana dia menjalani hidup berumah tangga (yaitu sebagai istri dan ibu yang baik bagi anak-anaknya) sekaligus sebagai seorang entreprenuer.

dan yang terakhir adalah, seorang dosen Elektro bernama Ibu Ami, yang darinya saya belajar bahwa karir memang penting tapi keluarga adalah segala-galanya. bahkan bu Ami rela meninggalkan pekerjaannya demi hanya mengasuh anak-anaknya.

dari SP kali ini, saya belajar bahwa saya harus jadi sesuatu setelah lulus sebagai sarjana Fisika, dan saya sepakat sekali dengan mbak Ari, bahwa saya tetap harus menekuni pendidikan yang telah saya dapatkan selama belajar di Program Studi Fisika, karena itu saya memilih untuk menjadi dosen atau guru Fisika, karena pada dasarnya saya memang tertarik dengan dunia pendidikan dan anak-anak, khusunya Indonesia, dan ingin mengaplikasikannya sebaik mungkin, termasuk menjadi seorang peneliti. tetapi mungkin saya akan juga menekuni jalur pendidikan dalam bidang advokasi-nya yaitu sebagai aktivis LSM yang berhubungan dengan pendidikan dan anak-anak. yang terakhir, membangun sebuah perpustakaan dan warung kopi adalah keinginan saya, sebenarnya bukan untuk menjadi wirausaha sejati, tetapi lebih ke arah hobi membaca dan meminum secangkir kopi.

tapi dibalik karir panjang tersebut, cita-cita terbesar saya adalah, jika nanti saya berkeluarga, sesuai dengan Bu Ami dan Teh Iin, menjadi istri dan ibu yang amanah. apalagi kalo kata Bu Ami, anak adalah amanah yang kelak di akhirat akan diminta pertanggung jawabannya. keluarga juga harus menjadi nomer satu dari apapun. karena buat apa saya mendidik orang lain, sedangkan pendidikan anak-anak saya terabaikan.

sedikit cerita dari sekolah perempuan, insya Allah, jika saya dapat mengikuti sekolah perempuan selanjutnya, saya akan berbagi tentang apa saja yang telah saya dapatkan.

selamat siang dan selamat menjalankan ibadah puasa bagi yang menunaikan :)
top