korupsi yang memiskinkan

baca Kompas edisi kemaren, 10 Maret 2011, membuat gue berkali-kali menghela nafas panjang, berfikir acak, mengumpat, bahkan kadang mata gue berkaca-kaca. ada bagian khusus dari koran kemaren yang membahas dan memaparkan berita-berita tentang kemiskinan berikut dengan fakta-faktanya. sebagai manusia, yang insya Allah masih mempunyai perasaan, ntah kenapa gue merasa terbebani sekali, benar-benar terbeban, serasa ada bawaan yang cukup berat di pundak gue. gue yang seharusnya menjadi agent of change, begitu yang diteriakkan berkali-kali di telinga gue saat baru pertama kali berstatus sebagai mahasiswa, benar-benar sedang tersadarkan bahwa, that's my responsibility to be a part of the solution in this problem.

korupsi dan implementasi yang tidak sesuai dengan sistem yang telah dicetak diatas kertaslah, yang membuat negara carut marut, kacau balau. korupsi, yang benar bahwa saat kita masih polos tidak ada anjuran untuk menjadi koruptor, tetapi mengapa banyak kasus-kasus korupsi yang terjadi di negara ini? ada sebuah opini yang gue baca di Kompas, yaitu tentang istilah jendela pecah. saat ada sebuah jendela pecah, dan banyak orang itu menganggap biasa saja dan tidak ada yang berusaha untuk membenahinya, maka jendela pecah akan tetap jendela pecah, dan sangat mungkin jendela-jendela pecah akan semakin banyak lagi. itulah yang terjadi atas kasus korupsi, masing-masing orang berebut untuk menjadi koruptor karena di dalam lingkungan yang sama, korupsi adalah hal biasa, yang sadar hal itu ada hanya bisa pasrah dan terdiam.

bagi gue, korupsi juga bukan hanya memiskinkan harta negara ini, tetapi juga memiskinkan dan mematikan hati nurani sebagian rakyat Indonesia. korupsi memiskin perasaan-perasaan manusia terhadap manusia lainnya. yah, salah lu ga mau korupsi makanya lu miskin. yah salah lu, ga liat kesempatan, harusnya jadi koruptor dong kayak gue biar hidup enak. mungkin itu yang dilihat gayus, banyak banget kesempatan yang bisa dia dapatkan untuk menjadi koruptor. bahkan ga cuman itu, korupsi mematikan perasaan juga untuk membiarkan oranglain terjerumus akibat kesalahan si koruptor tersebut.

sistem yang sudah sangat ideal telah dibuat juga ternyata tidak terimplementasikan dengan baik, liat KPK, berapa banyak orang-orang yang sudah ditangkap dan diadili oleh mereka, tetapi hukum yang telah jelas-jelas dibuat malah diperjualbelikan seperti kacang rebus, murah! waktu tahanan tidak sebanding dengan nyawa-nyawa yang secara tidak langsung melayang akibat kemiskinan yang dihasilkan oleh koruptor-koruptor itu. fasilitas penjara yang maha megah, sangat berkebalikan dengan kehidupan mereka yang memungut sampah dan makan aking setiap harinya. dan uang-uang hasil korupsi masih bisa dinikmati sampai turunan ketujuh kelak.

saya mahasiswa, siswa dengan kelebihan kata maha didepan, sampai saat ini masih belum bisa melakukan hal yang baik minimal untuk mengurangi kasus korupsi. gue lebih sering terlena dengan kehidupan-kehidupan nyaman yang gue punya, kuliah dengan banyak fasilitas menunjang, hidup senang-senang, jauh dari masalah dan sering tampak tidak peka dengan lingkungan. gue sering banget memikirkan minimal ada hal yang ga gue korupsi dari apa yang gue kerjakan. sampai saat ini, gue masih mengajarkan diri gue untuk sadar atas masalah korupsi, dan membangun karakter diri gue sendiri agar tidak terjerumus dalam korupsi-korupsi kecil yang sering banget gue dan teman-teman gue sepelekan. gue mencoba untuk ga korupsi waktu saat janjian dengan orang lain atau saat kuliah, gue mencoba ga korupsi nilai dengan berkerja sama saat ujian. mencontek bagi gue saat ini adalah hal yang paling simple yang mengajarkan kita bahwa korupsi itu benar. korupsi adalah hal yang paling gampang dan sering kali disepelekan banyak pihak. padahal banyak hal-hal kecil yang sering disepelekan yang sebenernya hal-hal kecil itulah yang nantinya membangung gue untuk menjadi seorang koruptor, yang nantinya lagi gue akan sama saja dengan orang-orang yang umpat saat ini.

ketidakpedulian dan menyepelekan menjadi sumber hal yang paling sederhana yang akan membangun manusia menjadi seorang koruptor. peduli dengan melihat-melihat sekitar menyadarkan bahwa korupsi bukanlah pilihan untuk menyenangkan diri, menyepelekan hal-hal kecil yang akhirnya menjadi besar juga seharusnya mulai diminimalkan. mari membangun dan membenahi negera ini dengan hal-hal kecil yang baik, mari mulai membangun dan membenahi negara ini dari sendiri.

stop mencontek mulai dari sekarang, mulai dari diri sendiri, untuk karakter calon pemimpin masa depan Indonesia yang lebih baik lagi, amin!
top