kedewasaan

huwa, udah 364 hari gue lewatin di tahun 2010 ini, sisa tinggal 1 hari lagi besok, dan lusa adalah new year, new day, new life (amin), hahaha, ga ada istimewanya sih sebenernya, kan setiap hari adalah hari yang baru, new day. tapi gue pengen flashback apa yang udah gue capai satu tahun kemaren, the most important thing that i feel changing in my life, lebay, but seriously deh, banyak banget pembelajaran yang ng-effect ke hidup gue sekarang

kedewasaan

iya sih, gue masih sering melabil, mengalay, menggalau dan membocah kayak biasanya, walau udah 21 tahun, tahun depan 22, dikasih kesempatan Tuhan lagi, bisa jadi 23, 24, 25, dst..., tapi kadang dalam sisi pemikiran gue ngrasa gue udah banyak berubah, apalagi kalo liat tulisan-tulisan gue dari tahun ke tahun, ceilah, banyak yang berbeda, udah jarang banget curhat masalah cinta-cinta-an (kecuali di tumblr, no excuse itu mah) atau kesel-keselan.

lebih banyak juga ngliat sesuatu dari banyak sisi, ga satu doang, jadi kadang kalo mikir ga punya 1 comment doang, tapi berusaha liat dari sisi A, B, atau C. kadang gue sendiri ngrasa gue jadi lebih bijak liat suatu 'masalah' atau menyikapi orang lain, tapi yah namanya manusia kadang-kadang ada khilafnya juga, apalagi kalo udah di push sampe titik maksimum, hahaha. gue juga ngrasa gue jadi lebih sabaran dalem nghadapin banyak orang, yah kan manusia beda-beda, ada yang begini maunya, ada yang begono, kalo kata nyokap gue, yang waras yang ngalah, hahaha.

muji diri sendiri?
ga juga sih, kalo kata Michael Jackson, kadang itu kita perlu ngaca (man in the mirror maksudnya, hahaha), liat apa yang apa yang udah berubah dari kita, kalo baik pertahankan, kalo jadi lebih buruk yang tansform terus jadi lebih baik lagi, amin. yah semoga ajah, 2011 nanti gue jadi orang yang lebih baik lagi dari hari-hari sebelumnya, tahun-tahun sebelumnya, klasik sih, tapikan dalam hidup memang harus ada yang namanya peningkatan, kalo kata Rasulullah SAW,

barangsiapa yang hari ini lebih baik dari hari kemarin adalah orang yang beruntung. bila hari ini sama dengan kemarin berarti orang merugi, dan jika hari ini lebih jelek dari kemarin adalah orang celaka
yuk, mari jadi manusia baru di hari yang fitri ini, salah, maksudnya di tahun yang baru nanti, amin!

you are special :)

Semalem gue abis nangis bombay gara-gara nonton film Bollywood, judulnya Every Child is Special. Tertarik banget nonton ini gara-gara adik gue bilang film ini mirip-mirip 3 Idiots, bagus. Karena liat producer sama directornya Aamir Khan (yang main 3 Idiots) jadilah gue bersemangat untuk menonton. Ternyata pas liat tahunnya film ini bahkan lebih tua daripada 3 Idiots, keluaran tahun 2007, tapi guenya ajah yang telat nontonnya.


Film ini menceritakan tentang seorang anak yang mengalami dislexia, tidak bisa membaca, menulis, berhitung, bahkan banyak hal-hal yang dapat dikerjakan oleh anak berumur 8-9 tahun tetapi dia tidak bisa melakukannya, memakai baju dengan benar, memasang tali sepatu, bahkan kemampuan melempar bola dengan benar. Sayangnya nih, orangtua sama guru-guru di sekolah anak ini, Ihsaan namanya, ga sadar kalo nih anak ‘berbeda’ dari anak-anak lainnya, Ihsaan lebih jago melukis daripada mengerjakan soal matematika dan bahasa, Ihsaan pun agak susah menangkap apa yang sering dijelaskan oleh orang lain, akhirnya si Ihsaan berkali-kali dibilang bodoh bahkan idiot. Sedih banget yah. Padahal yang dibutuhkan Ihsaan bukan hinaan, cacian, dan kemarahan, tapi yang dibutuhkannya adalah kasih sayang dan pengertian. Kenyataannya memang dia tidak bodoh, hanya saja memiliki sesuatu yang berbeda dengan anak lain. Dan gue juga baru tahu ternyata Pablo Picasso, Albert Einstein, Abishek Bachan, Agatha Cristie, dan masih banyak orang sukses lainnya, dulu kecilnya mengalami dislexia, dan mereka melewati masa kanak-kanak yang cukup berat. Karena dipandang sebelah mata oleh lingkungannya.


Every child is special


Kenyataannya memang seperti itu. Beberapa bulan di SKHOLE (pamer, hahaha) udah buat gue banyak belajar tentang anak-anak (sekalian latian jadi mama yang baik, kya kya, apa deh). Di sana gue tahu ternyata memang kemampuan anak-anak berbeda-beda. Kenyataannya memang semua anak kecil di dunia ga ada yang nakal, adanya spesial. Mereka mempunyai kelebihan masing-masing. Di rumah belajar sangkuriang, ada seorang anak yang namanya Diva, nih anak saat pertama kali kenal, bandelnya luar biasa, tapi ternyata setelah jadi sering ketemu dan interaksi bareng, temen-temen dia nurut banget sama yang dia ‘perintahkan’, saat itu gue dan temen-temen SKHOLE sadar, kalo si Diva ini mempunya jiwa kepemimpinan, siapa tahu besar nanti dia bisa jadi orang yang berpengaruh di Indonesia, siapa tahu, amin.


Sayang banget nih, orang tua sering ga sadar dan ga melihat kelebihan dari anak mereka. Saat mereka (anak-anak) gagal di sekolah, nilai mereka jelek di mata pelajaran unggulan kayak matematika dan bahasa, pasti mereka di cap bodoh, idiot, ga punya masa depan. Kayak si Ihsaan di film Every Child is Special, dia dicap idiot oleh ayahnya sendiri, padahal si Ihsaan ini memiliki bakat yang super jenius mirip dengan Leonardo Da Vinci di bidang seni.


Di India terjadi hal yang sama kayak di Indonesia, anak-anak yang gagal di bidang sains pasti di cap bodoh, padahal kalo digali lebih dalam, mereka (anak-anak yang gagal itu) memiliki kejeniusan di bidang yang berbeda. Sama kayak saat SMA, banyak anak-anak yang lebih prefer buat ngambil IPA daripada IPS, kalo masuk IPS pasti di cap ‘bego’ padahal orang-orang yang masuk IPS, sebenernya mereka lebih punya kapabilitas di bidang ‘sosial’ dibandingkan kalo mereka di sains. Jadi inget beberapa tahun yang lalu, temen adik gue dipukulin oleh ayahnya di sekolah dia, gara-gara dia ‘kejeblos’ masuk IPS, padahal ayahnya pengen dia jadi dokter, miris banget, sebegitunya hinakah masuk IPS, jawabannya GA. Sayangnya, masih banyak orangtua bahkan guru sekalipun ga sadar hal ini. Masih dengan mindset otak jaman jebot, bahwa saat lo ga jago di bidang sains lo dianggap GAGAL.


Gue pernah baca, pada sadar ga kenapa sistem pendidikan kita memprioritaskan matematika dan bahasa, baru kemudian sains dan sosial, dan yang terakhir adalah seni dan olahraga. Padahal kalo dipikir-pikir semuanya penting, mau itu matematika, olahraga, dan seni sekalipun, karena sekali lagi ga semua manusia punya kapabilitas di semua bidang tersebut. Sayangnya nih, masih banyak manusia-manusia yang terjebak yang ga bisa mengikuti passion yang dia inginkan, berapa banyak sih dari kita yang ternyata lebih bakat jadi musisi tapi malah kuliah Fisika, berapa banyak dari kita yang lebih bakat jadi pembalap tapi malah kuliah di Teknik Elektro. Karena dunia yang menuntut kita untuk jadi apa, bukan kita menuntut dunia untuk jadi seperti apa.


Temen gue pernah bilang, betapa menyenangkannya jadi Christiano Ronaldo, udah menekuni bidang yang dia sukai, dibayar lagi. Hubungannya, kadang saat lo menekuni apa yang lo suka, dan lo mau serius di bidang itu, sebenernya ga masalah, jalani ajah. Gampang banget gue ngomong begini yah, hahahaha, tapi gue sendiri, gue ga mau terbebani menjalani sesuatu yang gue ga suka, saat gue melakukan gue yang sukai tentunya, insya Allah, akan menghasilkan sesuatu yang baik bagi gue dan lingkungan gue sekitar, amin.


Kalo menurut gue, di dunia ini ga ada kok bidang unggulan atau jurusan terbaik, semuanya sama ajah, punya kelebihan dan kekurangannya masing-masing, kebayang ga kalo semua orang pengen jadi dokter karena bakalan punya ‘gaji’ luar biasa gede, siapa yang bakalan bangun rumah kalo ga ada arsitek, siapa yang menata kota kalo ga ada yang mau jadi planner, siapa yang bakalan jadi mengajar kalo ga ada yang mau jadi guru. Karena itu semua manusia itu spesial, punya bakat dan kemampuan di bidangnya masing-masing, Albert Einstein memang ditakdirkan untuk jadi Fisikawan, Pablo Picasso di bidang melukis, Agatha Cristhie di bidang menulis dan David Beckham emang lebih cocok jadi pemain sepakbola.


Karena itu, mulai dari sekarang, jelajahi diri kita sendiri, temukan diri kita mau jadi apa untuk esok hari, minimal bermanfaat untuk diri kita sendiri, dan lebih baik lagi untuk orang lain. Kalo menurut gue, orang yang gagal adalah bukan karena dia memiliki penghasilan yang minim di bidang yang dia kerjakan, orang yang gagal adalah orang yang menjalankan apa yang dia kerjakan tetapi tidak dengan sepenuh hati sekalipun harta mereka berlimpah. Temukan lo mau jadi apa, karena emang lo pengen bukan karena orangtua, guru, atau orang lain pengen, tunjukkin ke dunia kalo lo bisa melakukannya, karena cepat atau lambat orang-orang disekitar lo bakalan sadar dan mengerti kok. Kalo ingin jadi pelukis, jadilah pelukis yang serius jangan setengah-setengah. Kalo lo pengen jadi musisi, jadi musisi yang serius pula, dan kalo lo pengen jadi fisikawan, jadilah fisikawan seutuhnya!


Selamat menjelajahi diri sendiri, teman!

komunikasi

huwa, lagi ada polemik antara mahasiswa dengan pihak rektorat, nih. gue sendiri yang awalnya ga ambil pusing, tapi jadi kepikiran juga. jadi memaksa otak menghasilkan hipotesis -hipotesis tentang yang terjadi di ITB. apa, kenapa, dan bagaimana solusinya.

bermula dari munculnya K3L (Keselamatan, Keamanan Kerja dan Lingkungan) kampus heboh, mahasiswa-mahasiswanya sih sebenernya yang heboh, mulai dari ga boleh cebur-ceburan lagi di Indonesia Tenggelam karena udah 'dipagari' dengan pot-pot oranye menyala, belum lagi 'hukuman' skor 3 sks, segala macam kegiatan kemahasiswaan dibatasi sampe jam 11, himpunan gue didatengi satpam, dan masih banyak lagi keluhan temen-temen gue tentang K3L ini sendiri. itu semua terjadi tiba-tiba, tanpa sosialisasi, tanpa tanya dulu baiknya kayak apa, mahasiswa sendiri mengapa ada kegiatan sampe tengah malam, di himpunan ngapain malam-malam, kenapa sih cebur-ceburan di Intel. semuanya (sekali lagi) terjadi tiba-tiba.

kemudian, hipotesis-hipotesis tentang mengapa 'kurangnya' kekonsistenan anak-anak baru tentang keorganisasian dan kemahasiswaan, kita (gue dan temen-temen gue) beranggapan bahwa keknya kenapa anak-anak 2010, jadi males organisasi karena jatah mereka di kampus dipotong-sepotongnya, dulu jaman 2003 ke atas masih bisa main-main di kampus sampe puas, batas waktu lulusnya kalo ga salah sampe 7 tahun, makin ke sini-makin di potong. anak-anak yang masuk tahun 2010, dikenai waktu kuliah cuman bisa sampe 5 tahun. yang gue liat, gue yakin nih anak-anak pasti sibuk ngurusin kuliahnya dululah, daripada 'main-main' di kampusnya, mungkin ada yang sadar dan mau sibuk ngurusin kemahasiswaan dan konsisten, tapi kenyataannya lebih banyak yang sibuk mentingin diri sendiri. ga nyalahin juga sih, toh sebagai mahasiswa dan anak, kita, mereka punya tanggung jawab lebih, yaitu ke orangtua masing-masing.

gue jadi berhipotesis bahwa rektorat memang lagi pengen membatasi segala macam kegiatan kemahasiswaan di ITB. tapi mengapa? apakah salah? lalu pihak rektorat pengen mahasiswa jadi kayak apa tanpa kemahasiswaan? bukankah di sanalah mahasiswa bisa belajar menjadi mahasiswa seutuhnya, karena melakukan yang mereka sukai.

kemudian muncul masalah baru lagi. banyak yang protes kenapa orang-orang di annex sana lebih sibuk ngurusin buat bangun kampus-kampus baru di luar bandung, macam di jatinangor dan bekasi, bikin cabang dimana-mana, tapi fasilitas di dalam kampus amburadul. lab udah ga bisa disebut laboratorium, peralatan lab juga udah ga layak dipake, gedung kurang sampe-sampe ruang baca 32CC yang biasa dipake buat belajar dan kegiatan kemahasiswaan digunain buat ujian, kamar mandi rusak sana sini, dan masih banyak lagi. katanya sih sedang menuju World Class University, tapi yah begitu deh. gue sendiri ga paham sebenernya bapak-bapak yang di duduk-duduk di annex sedang ngapain ajah, dan punya rencana apa ajah buat kampus ITB. tapi karena kurangnya sosisalisasi tentang ini, mungkin saat ini sedang terjadi miskomunikasi. pihak rektorat mau ngapain mahasiswa ga tahu, dan pengennya mahasiswa rektorat juga ga tahu (apa ga mau tahu :P).

lalu hari ini, muncul berita yang cukup menggemparkan, yaitu 'dipecatnya' 20 pegawai parkiran dan digantikan dengan pegawai baru dari perusahaan ISS itu yang gue baca dan gue denger dari temen-temen ITB sendiri sih. tujuannya mengadakan perombakan sistem manajemen parkiran ini sendiri mungkin (mungkin nih yah) udah direncanain sama pihak rektorat sana, dari jauh jauh hari, mungkin lagi, husnuzhonnya, mereka pengen kampus lebih tertata lagi, tapi disini masalah sosialisasi dan komunikasinya ajah yang belum tepat. sekali lagi, mahasiswa ga tahu pengennya rektorat kayak apa, dan rektorat ga ngeh keinginan mahasiswa mau kek apa.

jadi kalo dilihat dari permasalahan-permasalahan di atas sendiri, gue sebagai mahasiswa, gue ga tahu nih, kebijakan-kebijakan dari rektorat ITB itu pengennya kayak apa, tanpa babibu dan sosialisasi terlebih dahulu main hajar ajah (atau memang pernah ada sosialisasi tapi guenya yang ga tahu, salah gue berarti, hahaha). mungkin kedepannya lebih ada benang merah antara pihak rektorat ITB ke mahasiswa, atau sekali-kali ada kongkow-kongkow bareng rekotrat, biar kita mahasiswa juga tahu, nih ITB mau dibawa kemana. toh apalah arti rektorat tanpa mahasiswa-nya, dan sebaliknya. lagian kita (mahasiswa) juga udah 'gede' gitu, kita bukan siswa SMA lagi yang harus ngikutin segala macam kebijakan-kebijakan tanpa ada diskusi bareng dulu, siapa tahu dengan ide dan masukkan dari mahasiswa, mahasiswa dan rektorat bisa gerak bareng-bareng, yah buat ITB lebih baik lagi dan tentunya juga buat Indonesia. amin

wasalam

Nayasari Aissa
mahasiswa Fisika ITB 2007

(maha)siswa ITB

habis baca notes seorang temen beda jurusan di Facebook, apa yang dia tulis, sama banget dengan yang ada di otak gue, dan kalo ga salah pernah gue diskusikan bersama temen gue, kalo ga salah, gue lupa juga.

anak ITB sekarang mengalami degradasi moral

sebelah mananya? sebenernya bukan masalah hobi hedon atau apa, ga masalah, selama hidup lo masih seimbang, menyenangkan diri sendiri itu ga masalah, lo berhak malah, tapi saat lo terlalu sibuk sama diri sendiri dan lo lupa dengan lingkungan sekitar lo, itu masalahnya. salah seorang kakak tingkat pernah ngeluh ke gue, tentang adik-adik kostan dia yang 'agak' ga sopan, lewat depan orang tua nyelonong ajah, memperlakukan asisten rumah tangga, bener-bener kayak pembantu. padahal dulu, saat dia masih tinggal dengan teman-teman 'tua-nya' suasana kekeluargaannya bener-bener kerasa.

sebenernya itu salah satu contoh doang, masih banyak contoh yang lain, yang gue sendiri sampe lupa apa ajah. oh ada lagi, kahim gue, pernah pengen buat tradisi atau budaya, tentang sapa menyapa, sangking itu sangat kurang di himpunan gue. temen-temen gue juga sempet mengeluarkan keluhan, dulu saat kami-kami masih jadi kacung di himpunan, sebegitunya cari 'muka' sama senior, hormat, tunduk, selalu nyapa duluan. eh pas ada angkatan baru masuk, malah kita yang pedekate duluan, kita yang selalu nyapa, karena si 'new kids on the block ini ternyata pasif. dan ternyata juga, hal ini bukan terjadi sama si kakak tingkat ajah, tapi terjadi di lingkungan prodi, si kahim gue ini, pengennya nih mahasiswa ga terpisah sama lingkungan, sama dosen hormat, sama pekerja (walaupun dia cuman cleaning service) juga harus hormat, apalagi mereka lebih tua dari mahasiswa.

hahaha, sebegitu jadi masalahnya kah? kalo menurut gue iya. berapa banyak sih mahasiswa yang kenal sama pekerja di kampus, paling diitung sama jari. atau lingkungan kampus, berapa banyak mahasiswa yang 'berterimakasih' sama penjual-penjual makanan di sekitar kampus, berapa banyak yang peduli dengan nasib anak jalanan di sekitar kampus? ga usah dijawab cukup direnungkan dalam hati saja.

gue tahu, gue, lo, kita bayar buat kuliah di ITB. gue juga tahu, kita udah punya banyak masalah dengan tugas-tugas kuliah. tapi seharusnya lo, gue, kita sadar, kita ga bisa hidup sendirian di dunia ini, manusia butuh manusia lainnya, karena itu kita disebut makhluk sosial.

bahkan hal yang paling simpel dan sederhana, yang diajarkan guru TK gue adalah, saat lo ketemu dengan temen lo, paling ga lo sapa, atau senyum. tapi makin ke sini, gue kadang makin kehilangan itu. dulu juga gue diajarkan, selalu diajarkan untuk hormat sama yang lebih tua, gue sendiri menyadari gue kadang kehilangan budaya itu.

sistem kaderisasi sekarang secara ga langsung cuman jadi 'tradisi' ga lebih, ga membentuk karakter mahasiswa untuk jadi solusi masyarakat, solusi lingkungan, solusi atas permasalahan-permasalahan di Indonesia
kebanyakan dari sistem kaderisasi sekarang cuman tradisi yang berkelanjutan dari zaman dulu, ga berubah, padahal zaman berubah, permasalahan di Indonesia berubah, setiap tahunnya makin banyak, tapi sistem kaderisasi kita begitu-begitu saja. ini yang gue tulis, sebagai orang yang di luar sistem, yang melihat pola dan tingkah laku mahasiswa dalam menjadi solusi atas permasalahan yang ada di masyarakat. berapa banyak sih dari kita yang meneriakkan meminta keadilan atas kasus korupsi di negara kita. tetapi kuliah sering bolos, ujian masih nyontek, tugas ga pernah ngumpulin. ternyata kita sendiri ga adil, kita ga adil dengan orang-orang yang pengen banget bisa kuliah di ITB, dan pengen sungguh-sungguh belajar di ITB, tetapi gue, lo, kita malah menyia-nyiakan ini. kita juga ga adil dengan orangtua kita, yang udah susah payah bayarin uang kuliah kita, kita ga adil atas beasiswa yang dikasih ke kita.

hubungannya, sama kaderisasi atas masalah yang diatas? kaderisasi ga berhasil membuat mahasiswa menjadi mahasiswa. kita itu lebih dari siswa biasa, kita punya maha di depan siswa. harusnya kita menggunakan akal kita untuk berfikir, untuk memilih mana yang baik mana yang buruk. harusnya juga kita bersikap lebih dewasa daripada siswa biasa.

jujur yang gue dapet saat gue di PMB, gue yang ditanemin di diri gue adalah, gue mahasiswa ITB, gue keren, gue salah satu putera puteri terbaik bangsa. udah, gitu doang. gue sendiri sebenernya ga dapet banyak pembelajaran tentang kehidupan di dalam kampus, gue liat kehidupan saat gue diluar kampus, gue pernah bersyukur gue ga tinggal sama orangtua gue, ga ada yang anter jemput gue, gue terbiasa jalan kaki, naik angkot, di sanalah gue belajar tentang kehidupan. ngobrol sama pedagang, ngobrol sama abang-abang angkot, ngobrol sama ibu-ibu yang mengeluh harga naik cabe terus, ngobrol sama tukang nasi goreng, pengen anak-anak ITB bisa bikin sepeda motor murah, ngobrol sama anak-anak jalanan, yang ternyata masih ada yang pengen sekolah. ternyata mereka menaruh harapan besar loh sama mahasiswa ITB, dan makin lama, ternyata juga, mereka makin kecewa, mere berfikir mahasiswa mulai lupa sama mereka. dan apakah sebenernya kita juga mulai lupa dengan mereka?

gue sendiri ga lebih baik dari apa yang gue tulis di atas, tetapi gue berusaha untuk menjadi lebih baik lagi, belajar dari kesalahan, gue juga manusia, tapi gue mulai gemes saat denger keluhan-keluhan orang-orang tentang mahasiswa yang sendiri gue ga munafik gue merasakannya. yuk, kita bareng-bareng membenahin diri kita, masing-masing, mulai dari sendiri, buka mata, buka hati, buka telinga, liat lingkungan di sekitar, gue, lo, kita bisa bantu.

gue sendiri menyadari, waktu gue di kampus ini tinggal 8 bulan lagi (gue pengen lulus oktober 2011, amin!), masih banyak kontribusi yang belum gue kasih ke masyarakat atas nama mahasiswa ITB, buat apa kampus kita jadi World Class University, dengan mahasiswa-mahasiswa terbaik bangsa, kalo masalah secuil di sekitar kampus ajah, kita ga sadar.

kalo kata Zulkaida Akbar,

kalo lu ingin liat masa depan Indonesia 20 tahun mendatang, liatlah mahasiswa ITB saat ini

kita punya tanggung jawab besar, teman-teman, sadar ga sadar. gue, lo, kita nih bareng-bareng ke depannya yang bakalan membawa arah Indonesia ini kemana. gue, lo, kita yang menentukan mau kayak apa Indonesia ke depan, bukan berarti semua jadi presiden. dengan apa yang lo kerjakan 20 tahun lagi, sekalipun lo jadi mafia, lo ikut nentuin bangsa ini mau jadi apa. gue sendiri pengen jadi guru, kalo sekarang ajah gue rusak, kebayang ga lo, saat gue jadi guru, berapa banyak anak didik gue yang ikut rusak. karena itu, sekali lagi gue ajak kita semua, bareng-bareng liat dan jadilah solusi atas masalah-masalah yang di sekitar kita

Nayasari Aissa
mahasiswa Fisika yang pengen banget jadi guru

wasalam

(bukan) Presiden KM

gara-gara gue bilang tahun kemaren gue sibuk ngurusin Baksil, babakan siliwangi, bareng Kak Shana dan Kak Nita, betiga doang, ga ada yang bantuin, si hana spontan bilang, lo nyalonin jadi Presiden KM dong, gue tahu dia cuman becanda, pastilah, gue sendiri ngakak abis dia bilang gitu, tapi tiba-tiba saat labil di twitter malam ini, gue jadi mikir sesuatu

sumpah, gue ga pernah niat nyalonin jadi Presiden KM, mennnn, Presiden KM itu bukan tanggung jawab yang cetek, butuh keberanian dan nyali yang gede, cuman buat nyalon, apalagi sampe lo kepilih, dan gue sadar diri banget gue ga punya kapabilitas di bidang itu, gue sendiri masih a-uk-a-uk jadi kepala sekolah, organisasi kecil, nyeeh, OOT, back to our topic.

gue jadi inget, gue ngeri sendiri, saat herry, presiden KM gue sekarang, di kritik habis-habisan sama massa kampus, kalo gue jadi dia, udah lama gue loncat dari gedung CC, ga siap menerima kritikan, tapi apa yang herry lakukan, he faces up all the critics in front of him. luar biasa. gue jadi inget juga saat formas kemaren, dia diserang habis-habisan, gila, kalo gue udah lama kabur dari formas itu, nangis darah, seandainya gue jadi herry, sang presiden KM, masalah nyali dan keberanian, gue angkat dua jempol buat herry.

selain itu, kenapa gue bakalan beribu-ribu kali buat mikir jadi presiden KM, mennn, anak ITB mana mau punya presiden labil, tiap menit update twitter, buka plurk, posting di tumblr, belom lagi gonta ganti status di facebook, gue jadi inget lagi gimana mantan presiden gue tahun kemaren, dikritik gara-gara keseringan update status, gue dan temen-temen gue sepakat, presiden KM itu lebih baik ga ikut jejaring sosial apapun, bisa jadi masalah, salah update status dikit dianggap galau, labil, dianggap pemimpin macam apa, hahahaha

gue lebih memilih tetep main dan labil di twitter, plurk, tumblr, blogger, dan facebook, dari pada gue disuruh berhenti melabil seandainya dikasih pilihan jadi presiden KM apa berhenti nglabil, hahahahaha

kenyataannya presiden KM bukan jalan hidup gue (apa sih gue), masih banyak kok anak ITB yang lebih pantas jadi presiden KM daripada gue, apalah gue ini, DAT ga ikut, panitia INKM ga ikut pula, di himpunan cuman nyampah doang, cengengesan kerjaannya, di unit apalagi, belum banyak kasih kontribusi apa-apa sama kampus. loh kok jadi serius gini. ga lah, gue ga mau jadi presiden KM, enak ajah, gue mau lulus cepet woi, gue juga mau cepet-cepet nikah, amin!

sangat hina

akhir-akhir ini merasa sangat hina, banyak mengeluarkan uang cuman buat perut dan berlebihan, banyak mengeluarkan uang cuman buat hedon, jalan-jalan bersenang, merasa paling menderita sedunia. belum lagi minta duit ini itu sama bapak buat ini itu

sangat hina

di luar sana, ada sekumpulan anak akan terusir dari tempat berteduh mereka, di sudut kota Bandung, bau, penuh sampah, penuh lalat
di luar sana, ada sekumpulan pekerja keras, membawa bakul di pundaknya, berjalan berat tanpa alas kaki, berkelilingi Bandung, demi sesuap nasi, demi dapur tetap mengepul

sangat hina

di luar sana, ada anak mengeluarkan tangannya untuk mendapatkan uang 500 sampai 1000 rupiah, sudah berhenti sekolah, ntah siapa saja namanya, sampai lupa, setiap hari bertemu dengan anak-anak baru, yang berarti tiap hari ada anak yang berhenti sekolah dan memilih untuk menjadi pengemis

sangat hina

gue merasa hina banget…

resolusi 2011

ga kerasa, bentar lagi 2010 akan berakhir, sumpah ini bener-bener ga kerasa, tadi liat postingan temen di tumblr. dia bikin harapan 1431 hijriah ini, dan gue terinspirasi buat bikin resolusi atau harapan di 2010, by the way, Selamat Tahun Baru Hijriah 1431 yaah :)

harusnya gue bikin evaluasi dulu atas apa yang gue dapetin di 2010 ini, tapi awal tahun 2010 gue ga buat resolusi, kalo ga salah alasannya karena lupa, menn, keterlaluan banget, hahaha, tapi banyak yang pengen gue sampein dan rasa bersyukur gue selama 2010 ini atas apa yang telah gue capai, adalah

  1. IP semester 6 kemaren adalah IP terbesar selama gue di ITB, yah walaupun IP semester pendek adalah 4 tapi itukan cuman gara-gara Kermantau doang, beda sama semester 6 dengan 20 sks dan lumayan kerja keras.
  2. gue banyak banget dapet pelajaran saat turun dari jabatan sebagai Kepala Program Climate Change and Energy Eco Campus ITB. banyak banget-lah pokoknya, dan gue sangat bersyukur pernah kenal dan berada di dekat mereka
  3. gue pernah berjanji sama diri gue sendiri, setiap tahunnya gue harus menemukan teman baru minimal 10 orang dan terus berteman baik, and you know what, gue bersyukur masuk di keluarga Pengabdian Masyarakat KM ITB dan Ganesha Hijau KM ITB, di sana gue bertemu dengan banyak orang yang memberikan inspirasi buat gue, dan mengajarkan gue juga bisa menginspirasi untuk orang lain, selain itu gue jadi bener-bener makin banyak temen, mereka juga bisa diandelin, amin.
  4. menemukan passion gue di fisika, dan hasilnya di fokuskan untuk TA, semoga bisa berjalan dengan baik, amin
  5. dulu gue sempet mimpi biar bisa punya banyak anak dari seluruh dunia, yah intinya gue punya banyak anak asuh-lah, karena gue suka banget sama anak-anak, dan alhamdulillah saat gue ini udah punya banyak adik asuh, banyak banget, dan gue bersyukur banget jadi punya banyak saudara.
  6. gue banyak banget belajar bersabar, belajar menerima kritikan, dan belajar bersyukur. gue berterimakasih banget bisa dikasih kepercayaan untuk memimpin sesuatu yang besar, walaupun sudah 5 bulan berlalu, masih banyak yang belum bisa gue berikan untuk mereka.
itu cuman 6 terbesar dari apa yang gue dapet hampir satu tahun ini, yang gue rasa sangat berarti, karena berhasil bikin gue makin dewasa, yah walaupun perspektif orang tentang dewasa berbeda-beda, tapi gue makin ngerti bagaimana membedakan apa yang baik dan apa yang buruk, hehehe

nah, di tahun 2011 nanti banyak banget yang pengen gue capai, dan gue berharap gue bisa kerja keras buat ngdapetin itu semua, walaupun nanti hasilnya ga terlalu bagus, tapi gue selalu percaya bahwa kadang proses yang paling penting dalam sebuah perjalanan walaupun tujuan ga kalah pentingnya, maka setelah gue berfikir mateng-mateng gue pengen di tahun 2011, gue :

  1. pengen duduk di Sabuga dengan toga dan TA 2 bernilai A di Oktober 2011 nanti, amin. sebenernya gue sih masih pengen lama-lama di kampus ini, tapi bingung juga kalo kelamaan mau ngapain, jadinya gue nurut ajah sama keluarga gue yang menuntut gue lulus cepet, nyokap gue malah berharap pengen gue lulus Juli, tapi gue pengen ngrasain Kerja Praktek di LAPAN dulu, amin
  2. gue berharap banget IPK gue bisa lebih dari 3, amin. emang sih IPK itu urutan kesekian saat lo melamar pekerjaan tapi IPK membuka segala peluang yang ada, hehehe
  3. nikah. keinginan yang paling random sebenernya, tapi gue (sebenernya lagi) pengen nikah sebelum graduate dari ITB, alasannya, karena setelah gue lulus, gue pengen melanglang buana ke seluruh dunia, dan penghalang gue cuman satu suami gue kelak, hehehe, makanya pilihan gue saat lulus nanti adalah dua, menikah atau pergi keliling dunia (nikahnya ntar-ntar-an ajah maksudnya).
  4. get scholarship to continue my study in UK, amin. agak susah sih, tapi apa salahnya berdoa, berharap, dan berusaha, tapi gue pengen banget nglanjutin study di UK soalnya, selain negara yang menarik, UK memang lagi focus di bidang fisika, jadinya gue rasa UK adalah negara yang tepat buat gue belajar banyak hal.
  5. kerja di LSM yang fokus di bidang pendidikan, anak-anak dan wanita. sebenernya gue udah mau ikut LSM dari tahun ini, tetapi ternyata Tuhan memberikan gue kesempatan yang lain yaitu gabung ke SKHOLE dan GH, jadinya keinginan ini di tunda dulu, sampe batas waktu yang belum ditentukan, dan semoga tahun depan saat sudah turun dari jabatan sebagai kepala sekolah, bisa bener-bener fokus di bidang itu, amin.
  6. tetep pengen kontinu ngajar walaupun udah turun dari jabatan kepala sekolah SKHOLE.
  7. publish paper. walaupun cuman skala nasional, tetep ajah keren kalo pernah publish paper, hehehehe.
  8. KP di LAPAN!! huwaaaaa, sebenernya lebih pengen Kerja Praktek di NASA, tapi karena ga mungkin (banget) yaudah skala nasional dulu ajah, LAPAN ajah dulu dijabani :P
gue bingung mau ngapain lagi, mungkin ini 8 resolusi atau harapan terbesar yang paling ingin gue capai tahun depan, wuhoo, dan tampaknya semuanya ga cukup dengan harapan doang, tapi juga butuh keyakinan akan berhasil, serta doa, dan yang paling penting adalah KERJA KERAS buat mewujudkannya, kecuali harapan nomer 3, hihihi, amin!

the future belongs to those who believe in the beauty of their dreams - eleanor roosevelt
jadi kemaren, yang les dikit banget, karena hujan, jadilah guru les gue bertanya-tanya hal yang lumayan ga penting, hahaha, ga sih tema belajar hari itu adalah survei. jadi kita ditanya apa, jawab, terus kasih alesan, banyak sih pertanyaannya, tapi yang paling menarik dan paling banyak ditanyain adalah masalah UANG. dan ketahuan banget kalo gue cewek mata duitan, oh no!

pertanyaannya adalah

1. can money buy a happines?
i answer : Yes, i think money can buy happines, with money you can buy everything that you want that will make you happy. i give a reason, i do love travelling, and do travelling will make me so happy, and yes, travelling needs much money, if i don't have any money you can't do travelling. am i right? but my friend's answer, that you still can't buy a happines, you just buy ticket with your money, it's different, we can get happines, although we don't need pay it, like when you meet you friend, you'll feel happy and once again, you don't need pay it, another example is, when you love to see sunshine or sunrise and that makes you feel happy, it can be and don't need money, so that's why money can't but happines. hahaha, i think that's also true.

2. is it important to be rich, famous and powerful?
all of my friends said no, because some of them didn't like to be famous, and to be rich is not the most important thing in your life. but different with me, i said YES, and my teacher ask me, why? i i have some dream someday, i want to be a ministry of education in Indonesia and have many free school for poor kids, amin, someday. because i feel education in indonesia is still messy, not good for the kids, something wrong happen in our education system (maybe not the system, but the people who is in the sytem), that's my opinian. and iwant to change it, i want ecuation system in Indonesia going right, going usefull for all of kids, and can make people becoming people, amin. so my friend said that if i want to change a system, you must enter the system, too, because that, i think i must be a ministry of education, and how? i must be rich, famous, and powerful, i think, it is HUGE DREAM, very very hugeee.

3. Love or Carier?
i answer : Love, and my friend said Carier. Why Love? because someday, i wan to be good wife for my hubby and goo mother for my lovely kids. and i think, my family is more important than my carier, my family is above anything in the world, and i want my kid being succesful, and how? i must be good mother for them, i must always beside them when they need me, amin!, and i want to be a really good wife for my hubby, cooking him, supporting him, and always beside him, help him a good family,amin! but doesn't mean i'm just being a housewife and don't do anything, i still have dream, being a good teacher for all of kids in the world, and have a school for people, amin, amin, amin!

sebenernya banyak pertanyaan yang ditanyain, gara-gara murid yang dateng cuman 3, tapi ini yang paling mengena buat gue, hahaha, pertanyaan terakhir gue disuruh sebutin, what's the 8 most important thing in your life? and i said, Religion, Good Health, Money, Family, Love, Friends, Studies, and Travelling, hahaha, money still be the biggest important thing for me.
top